Kehadiran Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) ditujukan pemerintah sebagai solusi dalam mempermudah masyarakat dalam hal pembiayaan perumahan. Generasi Z bahkan disebut-sebut akan kesulitan membeli rumah jika tidak mendapat bantuan pembiayaan seperti Tapera.
Namun nyatanya, kebijakan tersebut menuai penolakan dari banyak pihak. Sebagian besar merasa keberatan dengan potongan gaji sebesar 3%, yang terdiri atas 2,5% potongan pekerja dan 0,5% pemberi kerja. Keberatan ini disampaikan tak terkecuali oleh para Gen Z bergaji UMR dan di bawahnya.
Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari Asad menilai, saat ini sudah tersedia cukup banyak program dan fasilitas untuk membantu Gen Z yang bergaji UMR dalam membeli rumah pertamanya. Di samping itu, menurutnya setidaknya ada empat kunci utama yang perlu diperhatikan Gen Z untuk bisa membeli rumah.
"Kuncinya supaya bisa beli rumah, pertama yaitu punya nilai kredit atau BI score yang baik, sehingga memiliki kemampuan untuk pinjaman bank. Kedua, memilih rumah sesuai kemampuan keuangan, di mana cicilan KPR maksimal 1/3 penghasilan," kata Teja kepada detikcom, ditulis Selasa (18/6/2024).
Baca juga: Tapera di Mata Gen Z, Untung atau Buntung? |
Kemudian yang ketiga, memanfaatkan program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi apabila syarat-syaratnya memenuhi. Lalu yang keempat, mempersiapkan DP rumah sesuai kebutuhan KPR.
Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho juga menyampaikan hal senada. Menurutnya, bukan suatu hal yang mustahil bila masyarakat mau membeli rumah tanpa bantuan pembiayaan. Namun, memang sering kali tantangannya ialah menyangkut jumlah pendapatan.
"Zaman dulu kita sudah mulai kesulitan untuk membeli rumah tanpa pembiayaan. Bisa nggak bisa, bisa-bisa aja. Tapi tentu menabungnya akan lebih lama karena namanya pembiayaan, baik dari bank atau multifinance tujuannya sebagai leverage, nabung belakangan, jadi dibantu dipinjemin duit dulu," kata Andy dihubungi terpisah.
Oleh karena itu, salah satu hal yang harus dilakukan bekerja keras untuk mendapatkan pendapatan yang lebih besar. Secara umum, menurut Andy, bantuan pembiayaan untuk perumahan telah banyak disediakan oleh berbagai lembaga dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
Lebih lanjut, Andy memberikan tips dalam mengatur keuangan bagi masyarakat yang bergaji UMR untuk dapat membeli rumah. Pertama, menurutnya lebih baik memilih rumah yang realistis, dalam hal ini bisa dijangkau dan dimiliki, bukan sekedar rumah yang diiimpikan. Karena menurutnya, bisa jadi rumah yang diimpikan harganya jauh dari kemampuan.
Selanjutnya, meskipun saat ini belum mampu membeli rumah, coba minta simulasi pembayaran KPR dari pengembang yang menjual rumah seperti yang dinginkan. Tujuannya agar punya gambaran jumlah DP dan pembayaran pertama yang diperlukan dan besaran cicilan bulanannya nanti.
"Lalu fokus menabung untuk DP dan pembayaran pertama KPR. Biasanya besarannya 20% dari harga rumah," imbuhnya.
Selanjutnya, sisihkan sebagian pemasukan untuk ditabung sebagai DP rumah tersebut, idealnya besarannya 10%. Namun semakin besar persentasenya semakin baik. Kemudian, apabila mendapat bonus dari tempat kerja sebaiknya sisihkan paling tidak 30-50% untuk tabungan KPR.
(shc/ara)