Perbankan RI Raup Untung Kala Suku Bunga dan Dolar AS Lagi Tinggi, Kok Bisa?

Ilyas Fadilah - detikFinance
Selasa, 16 Jul 2024 15:51 WIB
Ilustrasi bank - Foto: Infografis detikcom/Mindra Purnomo
Jakarta -

Tingginya suku bunga global serta penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah berdampak positif bagi perbankan Indonesia. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan, hal ini terlihat dari tumbuhnya kredit perbankan di dalam negeri.

Menurutnya meningkatnya suku bunga global dan pelemahan rupiah menyebabkan mahalnya biaya dana dari luar negeri. Hal inilah yang memicu pertumbuhan kredit oleh korporasi bagi perbankan Indonesia.

"Dari sisi fungsi intermediasi, hal ini berdampak positif bagi pertumbuhan kredit perbankan Indonesia utamanya dari sisi kredit produktif karena dari daya tarik kredit perbankan domestik akan semakin menarik bagi korporasi domestik," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (16/7/2024).

Pada kesempatan itu, ia menyebut kenaikan suku bunga global, utamanya Fed Funds Rate (FFR) membuat investasi di US Treasury Bond menjadi lebih menarik. Penyebabnya karena imbal hasil yang ditawarkan semakin tinggi, ditambah dukungan dari suku bunga deposito dolar di AS yang dapat mencapai 5,25% sampai 5,75%.

"Hal ini telah mendorong permintaan atas USD sehingga menyebabkan mata uang lain terdepresiasi termasuk Rupiah. Dollar index cenderung menguat sementara pergerakan nilai tukar IDR/USD cukup volatile dengan kecenderungan melemah dalam enam bulan terakhir," imbuhnya.

Adapun untuk memperkuat stabilitas nilai rupiah, suku bunga acuan di Indonesia telah meningkat secara bertahap dari 3,50% menjadi 6,25% atau terhitung sebanyak 8 (delapan) kali kurang dari dua tahun. Meningkatnya suku bunga acuan juga berdampak bagi peningkatan biaya dana perbankan atau biaya bunga DPK (dana pihak ketiga).

"Di sisi lain, perbankan Indonesia lebih berhati-hati dalam menaikkan suku bunga kredit meskipun suku bunga dana cenderung meningkat, sehingga dapat menyebabkan tekanan pada profitabilitas perbankan," tuturnya.

Ia menambahkan, profitabilitas perbankan saat ini tergolong baik. Perbankan juga masih didukung oleh pertumbuhan kredit, margin bunga bersih (NIM) dan return of asset (ROA) yang masih tinggi meskipun mengalami sedikit penurunan.



Simak Video "Dolar AS Tembus Rp 16.400, Ekonom: Jangan Panik"

(ily/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork