Bank Indonesia (BI) memperkirakan suku bunga acuan yang saat ini 6,25% dapat turun pada kuartal IV 2024. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pemicunya adalah The Fed yang juga berpotensi menurunkan suku bunga lebih cepat.
The Fed diprediksi bakal mempercepat keputusannya menurunkan suku bunga dari sebelumnya Desember menjadi November 2024. Perry belum berani menyebut The Fed bakal menurunkan suku bunga di September seperti yang diprediksi pelaku pasar.
"Fed Funds Rate (FFR) dengan data-data terakhir yang kami lihat, kenapa kami sampaikan yang semula itu kami perkirakan baru turun di Desember itu ada probabilitas bisa maju ke November," katanya dalam konferensi pers di kantor pusat BI di Jakarta Pusat, Rabu (17/7/2024).
Baca juga: BI Tahan Bunga Acuan di Level 6,25% |
"Kami belum berani mengatakan akan maju ke September, meskipun pasar ada yang memperkirakan masuk September," lanjut Perry.
Faktor lain yang mendorong suku bunga BI turun adalah kondisi dolar Amerika Serikat (AS) hingga pergerakan suku bunga obligasi AS atau US Treasury. Menurut Perry, yield US Treasury tenor 2 tahun kini 4,7%, dan tenor 10 tahun 4,4% dan berpotensi mencapai level yang setara.
"Jadi jawabannya, kami masih melihat ruang untuk arah suku bunga BI rate akan turun, kemungkinan kenapa, masih sama yaitu pada triwulan IV, dan masih memungkinkan dengan FFR (turun) lebih maju. Kami akan melihat, tapi tergantung bagaimana FFR, bagaimana US Treasury, bagaimana dolarnya," bebernya.
Untuk dolar AS Perry melihat hal ini akan terkait dengan penurunan FFR. Semakin cepat FFR turun maka dolar AS tidak akan sekuat sekarang. Meski begitu pergerakan mata uang Paman Sam tetap dipengaruhi faktor fundamental hingga mata uang negara lain.
"Itu kemungkinan dolar yang kuat ini juga tidak akan sekuat yang sekarang, kemungkinan akan melemah. Tapi namanya mata uang tergantung Eropa, tergantung yen, tergantung yuan. Apalagi nilai tukar dolar dipengaruhi faktor-faktor jangka pendek, ada fundamental, ada jangka pendek," tutupnya.
(ily/kil)