Manajemen IFG berharap pemegang polis PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang belum ikut restrukturisasi untuk mengikuti program tersebut. Sejauh ini 99,7% pemegang polis Jiwasraya setuju untuk ikut restrukturisasi.
Wakil Direktur Utama IFG, Haru Koesmahargyo mengatakan, pemegang polis yang tidak ikut restrukturisasi akan mendapatkan bagian dari sisa aset Jiwasraya.
"Tentu masih ada yang tersisa, kami masih mengharapkan please ikut restrukturisasi. Tentu ini pilihannya kepada mereka yang tidak ikut akan mengambil sisa aset yang ada di Jiwasraya," katanya dalam acara Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas di Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa (8/10/2024).
Dia menjelaskan, mulanya polis Jiwasraya menembus Rp 38 triliun. Namun, karena berbagai persoalan, aset yang digunakan untuk menopang polis atau kewajiban ini hanya tersisa Rp 9 triliun.
Selisih antara aset dan polis itu kemudian ditutup oleh APBN dan IFG untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Dia meyakini, masih ada aset yang tersisa di Jiwasraya. Untuk besarannya, ia menyerahkan ke manajemen Jiwasraya untuk menjawabnya.
"Itu diselesaikan dulu dan itu diproses di IFG Life, setelah itu semua selesai, masih ada yang tertinggal, ada nggak sih asetnya? Saya yakin ada, hanya angkanya berapa mungkin yang lebih tepat menjawab adalah dari Jiwasraya. Jiwasraya bukan bagian IFG secara organisasi kami menyelamatkan pemegang polis," ujarnya.
Dia mengatakan, penutupan Jiwasraya bakal berlangsung tahun ini. Nantinya, tim likuidator masuk untuk mengurusmsisa aset.
"Sekarang Jiwasraya sudah pembatasan kegiatan usaha PKU namanya jadi proses nanti akan dicabut izin usahanya, tahun ini ya, setelah itu selesai maka akan masuk tim likuidator yang akan mengurusi sisa-sisa aset termasuk yang menjadi hak karyawan pemegang polis dan lain-lain," ungkapnya.
(acd/ara)