PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan. Dengan kode emiten BJTM, perseroan berupaya meningkatkan kapasitas bisnisnya secara berkelanjutan, baik secara linier maupun eksponensial.
Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman, menyampaikan di tengah persaingan industri keuangan, adaptasi menjadi kunci agar tetap relevan. Visi Bank Jatim untuk menjadi Bank Pembangunan Daerah (BPD) nomor satu di Indonesia semakin nyata dengan strategi ekspansi melalui aksi korporasi Kelompok Usaha Bank (KUB). Bank Jatim menjadi pionir dalam implementasi sinergi KUB dengan lima BPD lainnya.
"Salah satu enabler dari peningkatan bisnis secara eksponensial adalah melalui aksi korporasi Kelompok Usaha Bank (KUB). Bank Jatim sukses menjadi salah satu pionir dalam implementasi aksi korporasi KUB antar Bank Pembangunan Daerah (BPD) dengan 5 BPD," tutur Busrul Iman dalam keterangan tertulis, Senin (3/3/2025).
Aksi korporasi ini mencakup tiga aspek utama. Pertama, sinergi permodalan, Bank Jatim berperan sebagai strategic partner bersama pemerintah daerah guna memperkuat kapasitas BPD dalam grup KUB. Kedua, kolaborasi bisnis dan keuangan untuk menciptakan peluang baru dalam skema business to business (B2B) maupun government to business. Ketiga, penguatan tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance), peningkatan sumber daya manusia, serta transfer teknologi.
"Bank Jatim juga menjadi emiten yang secara konsisten membagikan deviden dengan historical deviden pay out dan deviden yield yang cukup besar. Rasio deviden pay out yang konsisten di angka rata-rata sebesar 58 persen dan dividen yield sebesar 11 persen. Tentu hal ini menandakan bahwa Bank Jatim juga berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi nasional," tegas Busrul.
Selain fokus pada pertumbuhan bisnis, Bank Jatim juga menekankan keberlanjutan (value beyond profit). Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), perseroan aktif di bidang pendidikan, kesehatan, kebudayaan, dan sosial. Bank Jatim bahkan masuk dalam indeks saham ESG SRI-KEHATI kategori 'Risiko Sedang' berdasarkan ESG Sustainalytics Rating.
"Untuk kepedulian terhadap lingkungan, Bank Jatim memfokuskan pada beberapa sektor. Seperti pendidikan, kesehatan, kebudayaan, dan sosial melalui Corporate Social Responsibility," imbuh Busrul.
Seluruh strategi bisnis telah dirancang dalam rencana jangka panjang yang terbagi dalam tiga fase, yaitu Foundation Building, Growth Acceleration, dan Market Leadership. Saat ini, Bank Jatim berada dalam fase percepatan pertumbuhan dengan memperkuat bisnis inti, memperluas segmen kredit komersial, serta meningkatkan sinergi dengan grup BPD.
Melihat prospek tersebut, direksi Bank Jatim kompak berinvestasi dengan memborong total 1.439.000 lembar saham perseroan. Langkah ini menunjukkan optimisme manajemen terhadap kinerja perusahaan di tahun 2025.
"Kami optimistis prospek bisnis di tahun 2025 ini akan sangat baik dan tentu bankjatim akan selalu konsisten mendukung pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor," tutup Busrul.
(akn/ega)