Bank Indonesia (BI) mengungkap sejumlah kebijakan yang akan dijalankan guna menjaga daya beli masyarakat, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Ada empat kebijakan yang disiapkan BI.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan instrumen kebijakan pertama yang dapat menjaga daya beli masyarakat ialah dengan menurunkan suku bunga acuan. Ia mengatakan BI telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali pada tahun ini.
Suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) tenor 12 bulan juga turun signifikan dari 6,74% pada 31 Januari menjadi 5,57%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi sudah turun 117 basis poin, dan ini juga menurunkan suku bunga SBN yang kemudian bisa mendorong daya beli dan pertumbuhan," katanya dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK III Tahun 2025 di Jakarta, Senin (28/7/2025).
Kedua, Perry menjelaskan BI juga melakukan pengurangan terhadap volume SRBI untuk menambah likuiditas. Ia mengatakan pada awal Januari 2025 SRBI Rp 923,5 triliun kini turun menjadi Rp 754,1 triliun. Artinya likuiditas bank di Indonesia semakin bertambah.
"Yang ketiga, bagaimana moneter mendorong daya beli dan mendorong pertumbuhan adalah koordinasi dengan Bu Menteri Keuangan. Kami beli SBN Rp 147,6 triliun," katanya," katanya.
Terakhir, kata Perry yakni memprioritaskan kebijakan stabilisasi nilai tukar. Menurutnya, nilai tukar yang stabil akan berdampak langsung pada kestabilan harga barang dan jasa di dalam negeri.
"Kalau nilai tukar stabil, kan harga-harga juga stabil. Daya belinya juga terdorong. Ada empat simpulannya untuk menjawab pertanyaan bagaimana kebijakan monitor menjaga daya beli dan mendorong pertumbuhan," katanya.
(acd/acd)