BI Rate Sudah Turun Terus, Bunga Kredit Kapan?

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 21 Agu 2025 11:13 WIB
Gedung Bank Indonesia - Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5%. Keputusan ini diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19-20 Agustus 2025.

Lantas, bagaimana bunga kredit perbankan? Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai memang industri perbankan lambat menurunkan suku bunga kredit. Hal itu terlihat pada Juli 2025 saat suku bunga kredit tercatat sebesar 9,16% atau relatif stagnan dibanding bulan sebelumnya.

"Penurunan suku bunga kredit perbankan masih berjalan lambat. Pada Juli 2025, suku bunga kredit tercatat sebesar 9,16%, masih relatif sama dengan bulan sebelumnya," kata Perry dalam konferensi pers virtual, dikutip lagi Kami (21/8/2025).

Menurut Perry, suku bunga kredit perbankan perlu terus diturunkan agar dapat mendorong peningkatan penyaluran kredit atau pembiayaan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Pada Juli 2025 pertumbuhan kredit perbankan melambat menjadi 7,03% (yoy) dari bulan sebelumnya 7,77% (yoy).

Kemudian, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk (BNLI) Josua Pardede menilai langkah BI memangkas suku bunga acuan ke 5,00% saya nilai tepat dan terukur. Alasan utamanya, pertama inflasi inti terkendali dan tetap dalam sasaran, kedua output gap masih negatif, aktivitas masih di bawah potensi sehingga ada ruang menstimulasi permintaan tanpa memicu lonjakan harga,

Selain itu, penurunan suku bunga acuan dilakukan karena fundamental valas dinilai telah membaik, terutama pada pasokan devisa dari konversi DHE lebih besar, sehingga tekanan pasar valas mereda serta risiko terhadap rupiah lebih kecil. Ia juga menilai penurunan suku bunga acuan ini juga menjadi pendorong bank untuk menurunkan suku bunga kredit.

"Karena itulah BI berani melanjutkan pemangkasan suku bunga sambil menegaskan tujuan mendorong penurunan suku bunga kredit perbankan agar transmisi ke pertumbuhan lebih kuat," kata dia kepada detikcom.

Ada tiga pendorong yang membuat penurunan bunga kredit semakin mungkin terjadi dalam beberapa bulan ke depan. Pertama likuiditas sistem bertambah lewat normalisasi operasi moneter dan KLM menurunkan CoF agregat.

Kedua, kompetisi kredit meningkat karena pertumbuhan pinjaman lesu bank terdorong memotong margin untuk menarik debitur berkualitas. Ketiga, ekspektasi BI masih dovish bila satu kali pemangkasan lagi terjadi di akhir tahun/awal 2026, tekanan menurunkan harga kredit akan makin besar.

"Kami perkirakan pola penyesuaian bank akan gradual dan tersegmentasi, segmen bisnis korporasi top tier, KPR berprofil risiko rendah biasanya lebih dulu mendapat penyesuaian suku bunga kredit lebih dulu, sementara segmen UMKM/konsumsi turun belakangan karena biaya risiko dan biaya akuisisi lebih tinggi," ungkapnya.

Sementara, menanggapi penurunan BI Rate tersebut, PT Bank Mandiri Tbk memandang langkah BI menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,00% sebagai kebijakan moneter yang akomodatif dan selaras dengan kebutuhan menjaga stabilitas di tengah dinamika perekonomian global maupun domestik.

SCorporate Secretary Bank Mandiri M. Ashidiq Iswara penyesuaian suku bunga kredit di Bank Mandiri, pihaknya akan mempertimbangkan dengan kondisi likuiditas hingga kebijakan moneter yang berlaku.

"Penyesuaian suku bunga kredit dan simpanan akan kami lakukan secara prudent dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas internal, dinamika pasar, serta arah kebijakan moneter yang berlaku," kata dia dalam keterangan tertulis.

Meski begitu, penyesuaian suku bunga acuan ini diharapkan dapat mendukung momentum pertumbuhan ekonomi nasional dengan tetap memperhatikan kondisi inflasi yang terkendali dan nilai tukar yang relatif stabil.

"Sejalan dengan hal tersebut, Bank Mandiri akan terus menjaga peran intermediasi secara sehat dan selektif, khususnya dalam mendukung sektor-sektor produktif yang berorientasi pada penguatan ekonomi kerakyatan," tuturnya.

Lihat juga Video: Bank Indonesia Umumkan BI-Rate Tetap 5,75%




(kil/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork