RI-Jepang Berhasil Kurangi Ketergantungan Dolar AS, Ini Buktinya

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 25 Agu 2025 12:05 WIB
Foto: ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA
Jakarta -

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa Jepang menjadi negara kedua terbesar setelah China yang gencar melakukan transaksi tanpa mata uang dolar Amerika Serikat (AS) dengan Indonesia.

"Transaksi mata uang lokal Indonesia-Jepang sudah menjadi nomor dua setelah China," kata Perry dalam High Level Campaign LCT & Launching QRIS Cross Border Indonesia-Jepang dikutip dari YouTube BI, Senin (25/8/2025).

Hal ini terlihat dari besarnya transaksi mata uang lokal atau local currency transaction (LCT) antar kedua negara yang nilainya mencapai US$ 5,1 miliar atau setara Rp 82,78 triliun (kurs Rp 16.232) per Juli 2025. Transaksi tersebut sepenuhnya berasal dari transaksi langsung secara bilateral antar kedua negara baik dengan mata uang rupiah maupun yen.

"Kita menggunakan bilateral cross border secara langsung antara rupiah dan yen. Sejauh ini LCT sangat tergantung aktivitas ekspor dan impor yang menandakan eratnya hubungan industri kita," tutur Perry.

Saat ini Indonesia dan Jepang pun sepakat untuk mengembangkan LCT, salah satunya dengan membuka transaksi digital kedua negara cukup menggunakan QR Code, yakni QRIS untuk Indonesia dan JPQR untuk di Jepang.

Melalui layanan QRIS lintas negara, pelancong Indonesia di Jepang cukup bertransaksi menggunakan ponselnya tanpa harus menggunakan maupun menukar ke uang tunai. Begitu pun pelancong Jepang yang berada di Indonesia.

"Ini chapter baru antara LCT dan cross border interconnectivity dari sistem pembayaran. Lebih dari itu juga termasuk menghubungkan pasar uang dan transaksi keuangan melalui rupiah dan yen," imbuh Perry.

Lihat juga Video: Indonesia Targetkan 80 Juta Dolar AS di Pendanaan Pengurangan Emisi




(aid/rrd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork