Bank Jateng terus mendorong budaya kerja yang bersih, transparan, dan berintegritas melalui penerapan Sertifikasi ISO 37001:2016. Sertifikasi ini diberikan oleh PT BSI (British Standards Institution) Group Indonesia, dalam rangka perluasan ruang lingkup di bidang perkreditan serta pengadaan barang dan jasa.
Sebelumnya, Bank Jateng telah memperoleh sertifikasi di bidang audit internal, dan kini semakin diperluas untuk mendukung penerapan tata kelola perusahaan yang baik di seluruh lini operasional.
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank Jateng, Erik Abibon mengapresiasi atas pencapaian ini. Pihaknya mengungkapkan penerapan ISO 37001:2016 adalah upaya Bank Jateng dalam menciptakan lingkungan kerja yang bersih dari praktik suap dan gratifikasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berharap, perluasan sertifikasi ini dapat semakin memperkuat kepercayaan masyarakat dan mitra kerja terhadap integritas Bank Jateng, sekaligus membangun kesadaran bersama akan pentingnya pencegahan penyuapan," ujar Erik dalam keterangan tertulis, Selasa (2/9/2025).
Hal tersebut disampaikannya dalam acara Seremoni Penyerahan Sertifikat Perluasan Ruang Lingkup ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP). Kegiatan ini dirangkai dengan sosialisasi SNI ISO 37001:2025 di Gedung Kantor Pusat Bank Jateng pada Senin (1/9/2025).
Dengan adanya kebijakan anti penyuapan dan pembentukan unit khusus Fungsi Kepatuhan Anti Penyuapan (FKAP), Bank Jateng terus menjaga konsistensi dalam pelaksanaan sistem ini. Sosialisasi yang dilakukan menjadi langkah awal untuk memperkuat pemahaman seluruh insan Bank Jateng terhadap pentingnya integritas dalam bekerja.
Kedepannya, Bank Jateng akan terus memperluas cakupan sertifikasi di masa mendatang, agar prinsip tata kelola yang bersih dan transparan dapat diterapkan menyeluruh. Langkah ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi institusi lain dalam membangun sistem kerja yang berlandaskan kejujuran dan tanggung jawab.
Sementara itu, Country Manager, PT BSI Group Indonesia, Nolia Natalia menjelaskan suap merupakan salah satu risiko bisnis global yang paling merusak. Tindakan ini tidak hanya meningkatkan biaya operasional, tetapi juga merusak reputasi dan mengancam kualitas serta keberlanjutan usaha.
"Di tengah semakin ketatnya regulasi anti-suap di berbagai negara, kita menyadari bahwa legislasi dan penegakan hukum saja tidak cukup untuk memberantas praktik korupsi ini," paparnya.
"Itulah mengapa PT BSI Group Indonesia mendorong penerapan pendekatan holistik melalui Sistem Manajemen Anti Penyuapan berbasis ISO 37001. Standar ini telah diterima secara internasional dan dirancang untuk membantu organisasi dalam membangun sistem yang efektif, mematuhi peraturan yang berlaku, serta menerapkan praktik terbaik dalam tata kelola anti-penyuapan," sambung Nolia
Lebih lanjut, Nolia mengatakan sejak diberlakukan pada Oktober 2016, ISO 37001 telah menjadi alat strategis untuk memperkuat integritas dan transparansi di berbagai sektor, khususnya jasa keuangan.
"Kami percaya bahwa komitmen terhadap sistem ini bukan hanya soal kepatuhan, tetapi juga tentang membangun budaya bisnis yang bersih, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi di tingkat global," pungkasnya.
Simak juga Video 'BI-Rate Turun ke 5,00 %: Inisiatif Seimbang antara Stabilitas dan Pertumbuhan':