Tips Investasi Buat Pemula

Tips Investasi Buat Pemula

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Minggu, 07 Jul 2019 10:48 WIB
1.

Tips Investasi Buat Pemula

Tips Investasi Buat Pemula
Foto: iStock
Jakarta - Investasi adalah salah satu cara untuk meningkatkan jumlah uang yang kita miliki. Semakin dini kita memulai investasi, semakin besar manfaat investasi yang bisa kita nikmati.

Memang ada risiko-risiko dan hal yang perlu diperhatikan sebelum memarkirkan uang di instrumen investasi tersebut. Misalnya dengan mencari tahu profil risiko diri sendiri sampai menghitung berapa perkiraan imbal hasil yang didapatkan.


Mau tau tips berinvestasi untuk pemula? Berikut berita selengkapnya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andy Nugroho menjelaskan para pemula yang ingin berinvestasi harus memperhatikan beberapa hal. Pertama, dana yang akan diinvestasikan harus benar-benar idle moneyatau dana yang menganggur.

"Pastikan dana ini memang nganggur, dalam artian bisa dialokasikan untuk meningkatkan nilai uangnya dalam jangka waktu tertentu," kata Andy saat dihubungi detikFinance, Sabtu (6/7/2019).

Dia mengungkapkan, setelah memiliki uang yang menganggur, langkah berikutnya adalah mencari tahu profil risiko yang dimiliki. Hal ini penting dilakukan agar mampu dalam menghadapi risiko kehilangan, kerugian atau penurunan uang yang diinvestasikan.

Cara mencari tahu profil risiko karakter diri adalah bisa dengan formulir di tempat kita akan berinvestasi dan menanyakan kepada orang yang memahami investasi. Sejumlah layanan keuangan juga memiliki aplikasi untuk mengukur profil risiko sebelum berinvestasi.

"Jika sudah paham karakter diri kita, maka baru bisa kita coba pilih produk investasi yang sesuai dengan karakter kita itu," ujar dia.

Menurut dia, caranya adalah dengan mencoba belajar dan mendalami, tidak hanya potensi keuntungan. Tetapi kerugian juga harus dimasukkan dalam prioritas pembelajaran sebelum berinvestasi di produk tersebut.

"Di zaman serba online ini, sangat mudah untuk mendapatkan informasi dan review tentang produk-produk tersebut via internet dan juga belajarlah dari orang-orang yang sudah pernah masuk di dalamnya," jelas dia.

Perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andy Nugroho mengungkapkan untuk pemula yang ingin berinvestasi bisa memilih sejumlah instrumen yang cocok dengan dana yang dimiliki.

"Untuk pemula paling baik ya yang sesuai dengan karakter diri, tujuan berinvestasi serta dana yang dimiliki," kata Andy saat dihubungi detikFinance, Sabtu (6/7/2019).

Dia mengungkapkan untuk para pemula yang memiliki dana terbatas dan konservatif alias tidak terlalu berani mengambil risiko bisa memilih deposito, obligasi ritel Indonesia (ORI), sukuk ritel, logam mulia atau reksa dana yang berbasis pasar uang.

Untuk obligasi ritel, saat ini pemerintah sudah banyak menerbitkan surat utang negara dalam bentuk ritel dan bisa dibeli dengan harga yang murah. Misalnya beberapa waktu lalu Kementerian Keuangan menerbitkan saving bonds ritel (SBR) yang bisa dibeli mulai dari Rp 1 juta. Ini bisa menjadi alternatif pilihan untuk investor pemula yang ingin mengembangkan uangnya di instrumen surat utang negara.

Sedangkan untuk logam mulia atau emas kini sudah banyak pilihan, mulai dari gadai emas, cicil emas sampai beli langsung secara batangan di counter atau toko penjualnya.

Mereka yang masih baru terjun untuk investasi bisa memilih produk lain seperti reksa dana pasar saham, sebelum nanti bisa masuk pasar saham langsung.

"Setelah tahu profil risiko dan memahami investasi, maka bisa langsung mask ke pasar saham, tapi tentu perlu diperhatikan juga risiko-risiko barunya," jelas dia.

Perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andy Nugroho menjelaskan dalam berinvestasi, investor pemula juga harus memperhatikan aturan main dan cara kerja produk investasi tersebut.

"Pelajari dan pahami dengan cermat berbagai aturan dan cara kerja, sehingga bisa mendatangkan keuntungan bagi kita," kata Andy saat dihubungi detikFinance, Sabtu (6/7/2019).

Dia mengungkapkan, hal ini penting agar investor tidak merasa tertipu sehingga kapok untuk berinvestasi karena rugi. Padahal sebenarnya kerugian itu datangnya dari ketidakpahaman diri sendiri terkait detail produk yang digunakan investasi.

Andy mengungkapkan, sebagai investor pemula akan lebih baik bila produk yang dipilih adalah yang memang sudah dikenal luas dan umum di masyarakat.

Misalnya jika produk keuangan harus yang sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau regulator lainnya. Untuk produk keuangan bisa membuka laman resmi OJK atau menelepon ke call center terkait calon tempat berinvestasi, hal ini penting dilakukan agar investor mengetahui seluk beluk perusahaan tersebut.

Jika memang perusahaan atau lembaga dirasa mengkhawatirkan, maka harus memperhatikan kelogisannya misalnya, imbal hasil yang wajar, yakni tidak menjanjikan keuntungan besar dalam waktu yang cepat. Seperti pada kasus investasi bodong, yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat. Misalnya menyimpan uang di koperasi A, keuntungannya 30% dalam waktu dua minggu, itu adalah hal yang tidak logis. Karena itu, investor pemula diminta tetap waspada dan berhati-hati.

"Pilihlah penyedia produk investasi yang terdaftar di OJK atau lembaga pemerintah lainnya," jelas dia.

Selanjutnya, investor harus memegang dan memahami prinsip high risk high return dan low risk low return.

"Ini akan tetap berlaku bagi kondisi dan produk manapun," ujarnya.



Simak Video "Video: BKPM Catat Investasi Rp 2 Ribu T Gagal Masuk RI di 2024, Kenapa?"
[Gambas:Video 20detik]
Hide Ads