Jakarta -
Yang ditunggu-tunggu akan kita ungkapan dalam artikel kali ini. Apa saja sih 3 rahasia utama agar generasi milenial bisa meraih kebebasan finansial. Yuk kita mulai.
1. Hargai dirimu dulu baru yang lainSetiap kali mendapatkan uang, selain untuk memenuhi kebutuhan dasar diri dan keluarga. Pastikan pula dapat menyisihkan sebagian lagi untuk kepentingan diri Anda di masa depan.
Masa depan dapat berarti esok pagi, minggu depan, bulan depan, masa tua, bahkan setelah berpulang nanti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disisihkan dalam wujud apa saja? Bisa dalam wujud dana darurat, rencana prioritas, anggaran masa tua, dana wakaf, bahkan berinvestasi dalam wujud ilmu yang bermanfaat yang kelak setelah berpulang, uang yang diinvestasikan dalam wujud ilmu tersebut akan tetap menjadi manfaat bagi orang banyak.
Juga yang tak kalah penting adalah digunakan untuk mendidik & membentuk anak keturunan yang baik yang kelak akan meneruskan kebaikan-kebaikan Anda meski sudah tak lagi bersama mereka.
Uang dapat berasal dari banyak sumber (wealth creation). Dalam ilmu manajemen kekayaan, uang bisa berasal dari warisan, hadiah, hibah, wakaf, zakat atau sedekah.
Kemudian bila dilihat dari sudut pandang dari mana uang bertambah (wealth accumulation), maka uang dapat bertambah dari 3 (tiga) hal yaitu: karena bekerja lalu mendapatkan upah, atau mendapatkan keuntungan dari hasil berbisnis, bisa juga sebagai investor di mana ia akan mendapat capital gain dari sistem bisnis yang secara otomatis menghasilkan dividen untuknya.
Maka pertambahan uang yang masuk ke pundi-pundi rekening Anda inilah yang kemudian dapat digunakan untuk membayar diri Anda baik berupa kebutuhan pokok saat ini maupun kepentingan diri Anda di masa mendatang.
Klik next untuk halaman berikutnya
Jika Anda ingin menghemat lebih banyak uang, penganggaran mungkin bukan strategi terbaik. Menurut David Bach, "Anggaran yang sudah dibuat sering tak berfungsi. Alasan pertama, proses untuk menganggarkan itu bikin ribet, apalagi bagi kaum Milenial yang senang dengan yang simpel-simpel nan praktis, bakalan tak suka melakukan hal tersebut. Kedua, untuk bisa menganggarkan mesti harus meluangkan waktu. Kaum Milenial yang pergerakannya serba cepat dan banyak dengan kesibukan, akan membuat mereka kesulitan untuk meluangkan waktu secara khusus dan rutin untuk membuat anggaran. Ketiga, membuat anggaran sama sekali tak menyenangkan. Sama seperti melakukan diet, bahkan ketika Anda sudah mantab menyusun pada awalnya, alih-alih berjalan sesuai harapan Anda justru tak sanggup disiplin setelah 2-3 bulan kemudian."
Lalu bagaimana caranya agar pembelanjaan menjadi otomatis? Mulailah dengan memastikan segala kebutuhan belanja Anda tidak melebihi dari 85% pendapatan. Sebanyak 85% dari pendapatan tersebut bisa Anda gunakan untuk kehidupan sehari-hari seperti makan dan ongkos, atau bahkan jalan-jalan sesekali.
"Selama tak lebih 85% dari pendapatan Anda habiskan untuk kebutuhan dasar sehari-hari, sebetulnya Anda tak perlu membuat anggaran sama sekali. Daripada menelusuri berapa besar uang belanja harian yang keluar, Anda lebih baik fokus terhadap budget pengeluaran yang tidak melebihi 85% cukup berdasar kepada prioritas pembelanjaan.
Juga daripada berpikir, 'Berapa banyak yang saya habiskan untuk bayar ojek online dibanding naik kendaraan umum lain?' atau 'Berapa banyak yang saya habiskan untuk membeli Bakso pada saat weekend?', lebih baik fokus pada cara berpikir, 'Selama saya bisa menyisihkan uang untuk tujuan saya (15 persen atau lebih sesuai komitmen), asalkan memenuhi skala prioritas dan tak menggunakan dana sisihan, tak masalah berapa banyak saya menghabiskan uang'.
Demikian lebih kurangnya saran menurut David Bach guna menyederhanakan metode penganggaran.
Setelah memulai mengubah cara berpikir terhadap skala prioritas pembelanjaan. Anda dapat mendelegasikan tagihan pembayaran yang sifatnya rutin kepada sistem yang berjalan otomatis.
Mengotomatiskan keuangan Anda dengan cara meminta uang Anda dikirim langsung ke rekening investasi, rekening tabungan, dan kreditor memungkinkan Anda membangun kekayaan dengan mudah.
Dengan membuat sistem pembayaran yang otomatis, Anda tidak akan pernah lupa lagi perihal pembayaran khususnya yang bersifat prime cost dan Anda tidak akan pernah tergoda untuk melenceng dari upaya hidup hemat.
Hal ini karena Anda tidak pernah melihat uang fisik mengalir dari penghasilan Anda ke rekening tabungan Anda, sehingga 'pikiran nakal' yang seringkali menggoda ketika uang ada dalam genggaman pun dapat efektif diminimalisir.
Tapi pembayaran otomatis yang tidak terpantau bisa menyebabkan bocor keuangan. Itulah sebabnya dibutuhkan cara untuk memantau pengeluaran dan keuangan anda.
Gimana caranya? Anda bisa gunakan aplikasi berhitung dan keuangan tanpa biaya misalnya
ini contohnya. Untuk kelas dan event juga bisa dlihat di aplikasi atau
klik di sini.
Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel.
Halaman Selanjutnya
Halaman