Jakarta -
Banyak orang ingin bisa menabung dan berinvestasi, tapi apa daya uangnya setiap bulan habis. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang terlibat utang.
Apa daya, yang sering terjadi justru keinginan tinggi tapi kenyataan tidak terpenuhi alias gagal untuk bisa menabung dan berinvestasi.
Yang menjadi pertanyaannya adalah apa sih sebabnya yang membuat kamu menjadi boros dan impulsive tersebut? Padahal banyak dari masyarakat yang sudah mulai merencanakan keuangan atau punya tujuan keuangan dan mimpi masa depan mereka, tapi tetap saja belum bisa disiplin untuk menabung dan berinvestasi.
Yuk kita bahas lanjutannya.
Punya Masalah Dengan Uang
Apapun masalah yang pernah dihadapi dalam hidup anda, pasti masalah tersebut pernah melibatkan uang atau sejumlah uang. Apakah anda pernah punya masalah tidak punya uang, atau punya uang tapi tertipu orang, atau susah untuk pinjam uang, atau anda merasa kalau punya uang pasti mau dipinjam sama orang sehingga ada rasa ketakutan ketika punya uang.
Apapun itu permasalahan dengan uang yang pernah anda alami sebelumnya menyebabkan anda secara tidak sadar berfikir bahwa setiap saya punya uang harus saya belanjakan.
Mencari Kebahagiaan
Naaaah, ini alasan klasik sih yang sering dipakai orang Ketika mereka membelanjakan uangnya, saya mencari kebahagiaan dengan uang dan berbelanja. Biasanya orang yang merasa dirinya serba kurang atau mengeluh dengan keadaan akan berusaha mencari kebahagiaan.
Nah, salah satu cara untuk mencari kebahagiaan adalah dengan berbelanja. Ketika anda stress dengan pekerjaan di kantor, atau ribut dan stress dengan pasangan, atau dengan siapapun, anda mungkin secara tidak sadar ingin membahagiakan diri anda sendiri karena anda menganggap orang lain tidak bisa membahagiakan anda.
Cara anda membahagiakan diri anda sendiri adalah dengan berbelanja dan menghabiskan uang anda.
Punya Trauma Ketika Masa KecilKasus ini sering saya dapati dari beberapa klien yang saya bantu dengan perencana keuangannya sebelumnya. Banyak orang yang punya trauma masa kecil dan trauma tersebut berhubungan dengan keuangan.
Misalkan mereka yang masa kecilnya hidup dari keluarga yang kurang mampu tapi selalu diolok-olok oleh teman-temannya yang punya uang atau mampu. Atau orang tua mereka pilih kasih kepada salah satu anaknya di mana ada anak yang mendapatkan perhatian lebih dan hadiah lebih dibandingkan anak yang lain.
Nah, yang merasa dianaktirikan ini cenderung akan mempunyai trauma, dan nantinya setelah besar cenderung mencari kebahagiaan (baca di atas) untuk dirinya sendiri.
GelisahOrang yang gelisah dalam hidupnya, tidak tahu harus melakukan apa dan tidak tahu harus bagaimana dengan hidupnya cenderung akan boros. Gelisah sendiri bisa disebabkan karena apapun.
Ujung dari gelisah ini adalah tidak merasa bahagia, yang akibatnya seperti ditulis di atas adalah mencari kebahagiaan dari uang yang dia belanjakan.
Terlalu Peduli dengan Status SosialYang terakhir ini yang sering terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Keberadaan media sosial menyebabkan seseorang harus tampil perfect dan prima.
Orang ini selalu ingin dilihat sebagai salah satu orang dengan status sosial tinggi dan penting. Itulah sebabnya keberadaan barang bermerek menjadi penting bagi mereka karena menurut mereka bisa mendongkrang status sosial mereka.
Padahal yang sering terjadi adalah keuangan mereka kemudian menjadi berantakan hanya gara-gara ingin menunjukan status sosial mereka. Tidak jarang dari mereka yang berutang hanya untuk menunjukan status sosial dengan belanja barang-barang bermerek.
Itu sebabnya penting untuk melakukan perencana keuangan yang baik dan benar. Selama ini banyak orang takut untuk berkonsultan dengan seorang Perencana Keuangan karena dianggap membutuhkan biaya yang besar.
Padahal belum tentu benar. Anda bahkan bisa mengobrol dengan perencana keuangan (chat) dan konsultasi secara GRATIS melalui aplikasi bisa diunduh di sini.
Selain mencatat anda juga penting untuk berinvestasi dan berasuransi. Permasalahan dengan investasi masih banyak orang yang awam.
Sementara untuk berasuransi banyak masyarakat yang enggan karena takut dikejar-kejar oleh agen, padahal mereka baru hanya mau tahu berapa besar sih premi yang mereka harus bayarkan.
Nah, untuk hal ini ada solusinya, anda bisa cek premi asuransi tanpa takut dikejar-kejar agen melalui aplikasi yang bisa diunduh di sini.
Selain itu anda juga bisa belajar dengan mengikuti kelas dan workshop tentang keuangan, infonya bisa anda dapatkan dari aplikasi tersebut di atas atau anda bisa cek di sini.
Nah sekarang kembali ke diri anda lagi, mana dari situasi di atas atau yang dibahas di artikel sebelumnya yang mendekati dengan kondisi anda sekarang.
Anda harus bisa melepaskan diri anda dari kondisi tersebut terlebih dahulu untuk anda bisa mulai menabung dan berinvestasi dengan baik dan benar untuk bisa memenuhi tujuan keuangan dan masa depan anda dan keluarga.
Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel.
Simak Video "Menabung yang Ideal Bagi Para 'First Jobber'"
[Gambas:Video 20detik]