Dewasa ini kemampuan mengelola keuangan menjadi salah satu kebutuhan yang mendasar yang semestinya dimiliki oleh setiap orang, namun tidak semua orang mudah memahami begitu banyak hal mengenai keuangan pribadi yang harus dipenuhi seperti mengelola arus kas, menyiapkan dan menyimpan dana darurat, asuransi, investasi hingga mengetahui tujuan keuangan masing-masing.
Terlebih dari itu semua masyarakat kita belum menyadari betapa pentingnya memiliki kemampuan mengelola keuangan pribadi, keluarga maupun sekelas perusahaan, karena memang tidak adanya pendidikan formal mengenai keuangan. Khususnya generasi milenial tidak jarang ditemukan meremehkan pentingnya kemampuan mengelola keuangan, Seringnya mereka menghamburkan penghasilan mereka untuk memenuhi gaya hidup yang mereka miliki, asumsinya selagi usia produktif, maka mereka harus memaksimalkannya, apalagi semboyan Y.O.L.O (You Only Live Once).
Semboyan ini bagai pisau bermata dua,bisa menjadi hal positif diartikannya karena hidup hanya sekali, maka digunakan kesempatan ini sebaik mungkin, namun tidak jarang juga bagi kalangan milenial mengartikannya santai saja tentang hal-hal mengenai hidup ini karena hidup hanya sekali. Justru karena hanya sekali itu kita harus menyiapkannya agar hidup kita tidak kesulitan secara keuangan di masa depan, seperti menyiapkan dana untuk
pensiun sedini mungkin, selagi kita sedang dalam usia produktif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah untuk memenuhi itu semua, kabar baiknya kita bisa belajar mengelola keuangan melalui Lembaga sertifikasi perencana keuangan yang sudah ada di Indonesia dan untuk permulaan kita bisa belajar seputar pengelolaan mengenai 5 buku keuangan ini.
1.Unlimited Wealth (Bong Chandra).
Buku pertama karangan seorang pengusaha properti yang sukses menjadi miliarder saat usianya 21 tahun ini bisa dibilang menjadi hal dasar membangun kerangka berpikir kita tentang mengapa pentingnya belajar keuangan,
Di sini dijelaskan betapa pentingnya kita merubah manajemen waktu kita agar menjadi produktif karena uang yang hilang bisa dicari kembali, namun waktu yang hilang tidak dapat dibeli kembali. Tentu mengubah cara berpikir kita akan menentukan perubahan-perubahan kecil namun perlahan bermanfaat besar untuk kita mengenai manajemen uang dan manajemen waktu.
Saat berubah tentu kita menemukan orang-orang yang tidak menginginkan kita melek secara keuangan, disini pun dijabarkan bagaimana cara kita menyikapi orang-orang yang berpikiran negatif tersebut, Karena melek secara keuangan penting di zaman yang selalu berubah, cara menghasilkan zaman agraris, zaman industry hingga sekarang zaman informasi pun berbeda, Maka buku ini menjadi pembuka yang baik sebelum membahas hal-
hal mengenai teknis.
Simak Video "Tabungan vs Investasi, Mana yang Lebih Penting?"
[Gambas:Video 20detik]