Belajar Investasi Saham untuk Pendidikan Anak, Begini Caranya

Belajar Investasi Saham untuk Pendidikan Anak, Begini Caranya

Hendra Kusuma - detikFinance
Sabtu, 06 Feb 2021 16:40 WIB
ilustrasi investasi
Ilustrasi/Foto: iStock
Jakarta -

Setiap keluarga pasti memiliki rencana tabungan yang ditujukan untuk pendidikan anak. Namun kebanyakan masih memenuhi secara konvensional atau mengambil sebagian dari penghasilan tetap yang didapat setiap bulannya.

Padahal memenuhi tabungan pendidikan anak bisa dengan cara berinvestasi di pasar modal dengan membeli saham. Saham merupakan instrumen investasi dengan imbal hasil tinggi, saham tentu bisa membantu dalam mengumpulkan dana untuk merealisasikan tujuan jangka panjang.

Hal ini juga sekaligus menjawab keluhan seorang investor yang belakangan ini mengaku putus asa karena dana pendidikan anak yang sudah lama dikumpulkan ini dibelikan saham dan rugi. Padahal ada tipsnya agar dana pendidikan tetap terpenuhi dengan berinvestasi saham.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip laporan Lifepal, Sabtu (6/2/2021), ada beberapa cara untuk memenuhi dana pendidikan dari investasi saham. Pertama, jangan membeli saham dari dana atau tabungan pendidikan yang selama ini sudah dikumpulkan.

Lebih baik berinvestasi untuk memenuhi dana pendidikan anak berasal dari uang yang menganggur. Misalnya menganggarkan sekitar 10% lalu membeli saham dengan metode cost averaging secara rutin per bulan.

ADVERTISEMENT

"Jika hal ini terjadi, Anda sama saja dengan menggunakan uang panas untuk berinvestasi. Sebaliknya, berinvestasilah untuk mengumpulkan atau menambah dana pendidikan anak," tulis laporan tersebut.

Kedua, hindari membeli saham untuk dijual dalam jangka pendek. Bisa dibayangkan Anda memiliki seorang anak yang akan masuk SD, SMP, dan SMA atau mendaftar kuliah dalam satu atau dua tahun ke depan. Itu artinya akan membayar dalam jangka pendek.

Sebetulnya, membeli saham untuk memenuhi finansial dalam jangka pendek bisa namun sangat berisiko. Sebab transaksi di pasar modal itu tidak jauh berbeda dengan di pasar tradisional. Hukum ekonomi berlaku dalam perdagangan tersebut, di mana ketika satu saham di borong banyak investor maka harganya akan meningkat, begitu pun sebaliknya.

"Fluktuasi saham dalam jangka waktu satu atau dua tahun memang sangat tinggi. Bisa saja, karena sentimen buruk yang muncul dalam jangka pendek yang mempengaruhi tingkat imbal hasil kita," tulis laporan Lifepal.

Ketiga, pastikan Anda paham dengan risiko investasi saham. Berinvestasi saham merupakan instrumen yang berisiko tinggi dan tidak bisa dilakukan dengan cara asal-asalan.

Membeli saham, sama seperti Anda membeli sebuah perusahaan. Dengan begitu, butuh waktu yang lama agar perusahaan yang sahamnya Anda beli mampu membuahkan hasil.

"Walau kepemilikan Anda tidak banyak, Anda sudah membeli sebuah 'bisnis' (perusahaan)," tulis laporan tersebut.

Yang paling penting, pahamilah analisis fundamental yang baik sebelum Anda benar-benar berinvestasi saham. Kenali juga rasio-rasio yang menunjukkan profitabilitas, kesehatan keuangan, dan valuasi sebuah perusahaan, bandingkan pula kinerja dari perusahaan dengan kompetitornya.

Keempat, saham bisa digunakan untuk dana pendidikan anak hingga jenjang tertinggi. Investasi saham untuk pendidikan anak sebaiknya dilakukan dalam jangka waktu yang panjang

Salah satu caranya membeli saham-saham perusahaan dengan profitabilitas tinggi, keuangan sehat, dan prospek bisnis yang menjanjikan. Dengan begitu, harga saham dari perusahaan itu akan terus tumbuh meski terjadi volatilitas dalam jangka waktu pendek.

(hek/eds)

Hide Ads