Di bulan Ramadan ini, sering terjadi banyak anomali. Misalnya, saat bulan Ramadan, waktu makan berkurang, tapi pengeluaran malah bertambah. Nggak ada ngopi-ngopi sore, tapi tetep aja nggak ada uang yang bisa disisihkan untuk disimpan.
Apakah Kamu merasakannya? Apakah Kamu merasa uang yang keluar lebih banyak dibandingkan dengan bulan lainnya sedangkan Kamu berpuasa?
Jika jawabannya adalah "ya", maka Kamu wajib waspada. Karena idealnya, jika waktu makan Kamu berkurang di bulan Ramadan, semestinya ada sejumlah dana yang tidak perlu dikeluarkan untuk membeli makanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila ternyata uang yang keluar di bulan Ramadan lebih besar dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya, maka kemungkinan besar, ada beberapa hal yang tidak Kamu sadari membuat Kamu keluar uang lebih dari biasanya, seperti:
1. Tidak Membatasi Diri Ketika Berbuka
Buka puasa adalah momen yang sangat membahagiakan. Karenanya, tidak sedikit dari Kita memiliki euforia berlebihan untuk mempersiapkan diri menghadapi momen ini agar menjadi momen yang sangat menyenangkan dan mengenyangkan.
Sehingga, sering kali secara tidak sadar Kita membeli makanan untuk berbuka puasa lebih dari apa yang Kita butuhkan. Akhirnya, makanan dan minuman yang sudah dibeli tidak termakan dan malah terbuang.
Memang, jika dilihat secara nilai harian jumlahnya tidak seberapa. Mungkin, nilainya "hanya" ribuan rupiah. Tapi coba jika Kamu hitung ulang dengan mengalikannya selama sebulan, maka nilainya akan menjadi besar juga!.
Sebagai ilustrasi, katakanlah Kamu membeli makanan dan minuman untuk berbuka berupa gorengan, es campur, dan kolak. Total, Kamu menghabiskan uang sejumlah Rp20.000,- untuk membeli ketiga macam takjil tersebut.
Ketika waktu berbuka tiba, ternyata Kamu sudah cukup kenyang dengan segelas air dan satu butir kurma. Hingga akhirnya, gorengan Kamu makan untuk menemani makan malam dan es campur serta kolak tidak termakan. Padahal, harga keduanya jika ditotal adalah Rp15.000,-.
Bayangkan jika Kamu mengulanginya setiap hari, maka dengan total hari puasa adalah 30 hari, ada Rp15.000 x 30 hari = Rp450.000,- uang yang Kamu "sia-siakan". Padahal, sejumlah hal ini tentu bisa Kamu gunakan untuk hal lain yang lebih ada manfaatnya.
Nah, dari mana Kamu tahu berapa besar pengeluaran kamu untuk berbuka puasa di bulan Ramadhan bila kamu tidak melakukan pencatatan? Itu sebabnya penting untuk selalu mencatat pengeluaran kamu, terutama pengeluaran-pengeluaran extra agar kamu bisa mengurangi pengeluaran yang tidak penting atau dalam hal berbuka puasa tidak harus banyak dan bermewah-mewah. Untuk mencatat keuangan anda bisa menggunakan tools seperti financial calculator atau aplikasi seperti yang bisa diunduh di sini. Kalau ingin belajar perencanaan keuangan sendiri bisa mengikuti workshop basic financial planning, info bisa dibuka di sini.
Kamu juga bisa melakukannya dengan belajar perencana keuangan bersertifikasi secara online secara mandiri (self study), mudah, terjangkau dan bisa belajar sesuai waktu kita. Untuk info-info kelas secara online (self study) baik yang gratisan ataupun biaya terjangkau sekali, bisa dilihat di sini.
Nah, hal-hal apa lagi yang bisa menyebabkan keuangan kamu boros di bulan Ramadhan ini? Simak lanjutannya di artikel berikutnya. Stay tuned.
(zlf/zlf)