Pandemi virus Corona (COVID-19) telah menerpa Indonesia lebih dari 1,5 tahun. Apakah di situasi pandemi aman untuk menyisihkan uang buat investasi reksa dana?
Perencana Keuangan Finansialku Gembong Suwito menjelaskan aman atau tidak investasi reksa dana di tengah Corona tergantung pilihan. Ada beragam jenis instrumen reksa dana, masing-masing memiliki keuntungan dan risiko berbeda-beda.
"reksa dana pasar uang itu cocok untuk yang benar-benar awam, misalnya saya pengin mulai investasi tapi saya juga nggak mau ada penurunannya yang drastis, tapi uang saya berkembang, ibaratnya saya nabung rasa deposito deh. Nah itu keuntungan di reksa dana pasar uang, isinya jelas-jelas di deposito dan obligasi jangka pendek," katanya dalam program d'Mentor dengan topik "reksa dana Instrumen Investasi Teraman Untuk Pemula? kemarin Rabu (25/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan imbal hasil atau return reksa dana pasar uang secara data dalam 5 sampai 10 tahun terakhir rata-rata itu di 3% sampai 5%. reksa dana ini juga dikatakan aman karena imbal hasilnya selalu positif.
"Kalau bahasanya mana yang paling aman maka pilihan pertama adalah reksa dana pasar uang, kenapa? karena isinya 100% di deposito dan obligasi jangka pendek. Pernah minus? selalu naik," sebutnya.
Sedangkan reksa dana saham menurutnya kurang menguntungkan di tengah pandemi COVID-19. Sebab banyak perusahaan yang performanya menurun akibat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), di mana itu memengaruhi harga sahamnya.
"Jadi ketika ekonomi sekarang, bisnis yang lagi lesu, perusahaan-perusahaan pada drop/menurun efek PPKM, ketika drop operasionalnya otomatis profitnya juga turun. Di reksa dana saham itu yang mengalami penurunan secara umum rata-rata," jelas Gembong.
Selain itu ada risiko fluktuasi harga untuk reksa dana saham, yang mana pemilik reksa dana bisa untung maupun rugi karena nilai investasinya bisa naik dan turun.