Tips Atur Keuangan-Investasi Jelang Akhir Tahun di Tengah Pandemi

Tips Atur Keuangan-Investasi Jelang Akhir Tahun di Tengah Pandemi

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 10 Nov 2021 16:00 WIB
Ilustrasi perencanaan keuangan
Ilustrasi Perencanaan Keuangan (Foto: Shutterstock)
Jakarta -

Akhir tahun ini menjadi tahun kedua dunia diterpa pandemi COVID-19. Biasanya momen akhir tahun menjadi momen yang ditunggu-tunggu untuk liburan. Pos keuangan liburan pun biasanya sudah disiapkan.

Tetapi dengan pandemi yang masih melanda dan mobilitas masyarakat untuk liburan dibatasi, lantas uang untuk libur dialihkan ke mana?

Perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho mengatakan mengingat dunia bahkan Indonesia dibayangi gelombang ketiga di akhir tahun, maka lebih baik uang liburan digunakan untuk masuk ke pos dana darurat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, dana juga bisa digunakan untuk asuransi biaya pengobatan kesehatan. Hal ini untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan jika ada gelombang ketiga COVID-19.

"Utamanya adalah kita menyiapkan dana darurat untuk asuransi untuk biaya berobat kesehatan kita, seandainya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, itu bahasa halusnya untuk kalau kita terkena COVID-19 gelombang ketiga. Atau sanak saudara kita terkena COVID-19 ataupun rentetan dari COVID-19 itu. Artinya penyakit ini jadi merembet ke mana mana dan itu membutuhkan biaya yang cukup besar," katanya kepada detikcom, Rabu (10/11/2021).

ADVERTISEMENT

Dengan mengalihkan dana liburan ke pos dana darurat dan asuransi, maka diimbau masyarakat bisa menahan diri untuk tidak bepergian.

"Apa lagi dengan adanya kemungkinan pandemi ini, sebaiknya membatasi dulu pergerakan untuk tidak piknik dulu atau untuk jalan dulu, pergi ke tempat-tempat yang sangat ramai. Jadi dana untuk jalan-jalan atau cuti tersebut menjadi dana cadangan itu tadi," jelasnya.

Bagaimana dengan tips investasinya? Buka halaman selanjutnya.

Kemudian, rekomendasi investasi jelang akhir tahun ini disarankan yang paling aman obligasi negara baik itu Obligasi Negara Ritel (ORI) atau Sukuk. Andi menjelaskan alasan investasi itu lebih baik, karena dari segi keamanan jelas lebih aman karena yang menjamin pemerintah.

"Kedua nilai bunganya itu masih di atas deposito bank. Jadi secara imbal hasil lebih menjanjikan dibandingkan deposito. Ketiga dari risiko investasinya kemungkianan investasinya lebih baik daripada pasar saham," tuturnya.

Menurutnya pasar saham jelang akhir tahun ini kemungkinan akan mengalami penurunan karena banyak faktor. Misalnya krisis properti di China karena pengelola real estate seperti Evergrande tengah mengalami penumpukan utang.

"Kasus kedua, Amerika memberlakukan tapering. Yang kita takutkan berimbas ke akan terjadi penurunan IHSG penurunan nilai ataupun harga saham di IHSG," katanya.

Meski demikian, pilihan investasi juga kembali lagi kepada kemampuan dan risiko yang bisa diterima oleh seseorang.

"Mungkin orang-orang yang bersifat agresif dan terbiasa trading mereka tentu bisa melihat lebih cermat walaupun IHSG turun tetapi kan ada saham saham yang terlihat lebih baik. Nah itu mereka cukup cermat melihat hal-hal tersebut," ungkapnya.

"kalau kita baru belajar trading sebaiknya dicermati dulu jangan sampai kita salah beli. Misal orang-orang yang agresif melihat bitcoin lebih bagus ya silahkan saja tetapi harus lebih cermat karena bitcoin lebih fluktuatif," tutupnya.

(dna/dna)

Hide Ads