Menurut Andy, jika cenderung konservatif atau menghindari risiko, maka bisa invest di reksadana atau properti. Kalau lebih agresif, bisa masuk ke pasar Forex atau Saham. Sedangkan bagi yang moderat maka bisa mencoba instrumen investasi campuran.
"Terus kemudian musti pahami konsekuensi investasi dulu. pertama, high-risk high return, low-risk low-return. artinya kalo kita ingin imbal hasil yang tinggi otomatis kita harus siap menerima risiko yang tinggi juga", tambahnya.
Andy pun mewanti-wanti agar hanya berinvestasi menggunakan uang dingin atau uang yang tidak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalo investasi gunakan uang dingin, jangan uang panas. artinya, uang dingin itu uang yang kalo seandainya uang ini terpakai atau hilang, itu nggak bikin kita nggak bisa makan," jelasnya.
Andy tidak menyarankan untuk investasi menggunakan utang. "Big no!," tegasnya. Terakhir, ia pun menyarankan agar invest di beberapa instrumen.
"Jangan invest di satu instrumen yang sama. ya jadi, jika sudah tahu profil risikonya produk yang cocok buat kita gimana, terus ngerti membagi risikonya, itu lebih bagus," pungkasnya.
(ara/ara)