Modal Rp 10 Juta Lebih Cuan Investasi Sukuk Ritel atau Emas?

Modal Rp 10 Juta Lebih Cuan Investasi Sukuk Ritel atau Emas?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 04 Nov 2020 13:20 WIB
Indonesia peringkat tujuh penghasil emas terbesar dunia, berapa banyak sisa emas di bumi?
Foto: BBC Indonesia
Jakarta -

Pemerintah baru saja meluncurkan produk sukuk tabungan seri ST007. Kupon yang ditawarkan mengambang dengan minimal (floating with floor), di mana tingkat kupon minimalnya 5,5%.

Produk ini bisa menjadi salah satu alternatif investasi. Kira-kira, lebih untung mana tabungan investasi jika dibandingkan emas?

Dengan perhitungan kasar, detikcom mencoba membuat simulasi dengan modal Rp 10 juta. Modal tersebut digunakan untuk membeli emas mundur setahun ke belakang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip data logam mulia Antam, Rabu (4/10/2020), emas pada 3 November 2019 lalu seharga Rp 773.000 per gram. Jika saat itu dibelikan emas, maka emas yang diperoleh ialah 12,93 gram.

Dengan asumsi harga beli dan harga jual sama, maka 12,93 gram ini akan dilepas dengan nilai Rp 12.981.720. Lantaran, harga emas hari ini Rp 1.004.000 per gram.

ADVERTISEMENT

Maka keuntungan yang diperoleh membeli emas dalam setahun ialah Rp 2.981.720 dalam setahun, dengan hitungan Rp 12.981.720-Rp 10.000.000=Rp 2.981.720.

Namun demikian perlu diperhatikan, harga emas fluktuatif, bisa naik atau turun. Naik turunnya emas bisa dipengaruhi berbagai sebab, baik sentimen dalam ataupun luar negeri. Artinya, bisa saja modal untuk membeli emas tidak kembali seperti semula karena harga emas jatuh.

Bagaimana dengan tabungan sukuk?

Dengan perhitungan simulasi setahun ke depan dan memakai kupon minimal, maka dalam setahun imbal hasil yang didapat ialah Rp 550.000. Adapun hitungannya ialah 5,5% x Rp 10.000.000. Imbal hasil itu dengan asumsi belum dipotong pajak.

Tapi, imbal hasil itu ialah minimal. Sebagaimana diketahui, kupon yang ditawarkan ialah floating with floor dengan tingkat imbalan acuan BI 7 days repo rate.

Untuk periode pertama yang akan dibayar pada tanggal 10 Januari 2021 dan tanggal 10 Februari 2021 berlaku kupon sebesar 5,50% yakni BI 7 days reverse repo rate pada saat penetapan 4% ditambah spread yang ditetapkan 150 bps. Spread ini berlaku tetap 150 bps sampai dengan jatuh tempo.

Tingkat kupon untuk periode 3 bulan pertama sebesar 5,50% tersebut berlaku sebagai tingkat kupon minimal (floor). Tingkat kupon minimal tidak berubah sampai dengan jatuh tempo.

"Jadi kalau kita seandainya nanti BI rate turun misalnya karena dia floating harusnya ikut turun, tapi ada floor-nya jadi tidak bisa lebih rendah dari 5,5%. Kalau BI rate naik, nanti bisa disesuaikan, dan disesuaikannya per 3 bulan," jelas Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Luky Alfirman.


Hide Ads