Jakarta -
Harga emas dunia meroket sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu. Hal itu diikuti oleh melonjaknya harga logam mulia yang dijual Antam yang hingga Jumat, 11 Maret telah menyentuh Rp 1.010.000/gram.
Pergerakan harga emas Antam memang dipengaruhi oleh kondisi harga emas dunia. Sejak Rusia dan Ukraina berperang, harga emas dunia terus berfluktuasi.
"Saya membuat satu cerita dari tanggal 24 Februari di mana pada saat itu harga emas dunia US$ 1.894/ons, kemudian terjadi perang, harga fluktuasi dan sampailah di 5 hari perang pada tanggal 1 itu harga emas mendekati level US$ 2.000," kata Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian harga emas kembali fluktuasi karena adanya gencatan senjata walaupun hanya terfokus kepada kemanusiaan, ditambah adalah perkiraan bahwa suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) sehingga harga emas kembali koreksi.
Setelah sempat koreksi, harga emas naik lagi karena Rusia kembali melancarkan serangan, dipicu oleh kabar terbunuhnya Komandan Pasukan Chechnya yang memberikan duka mendalam bagi Putin. Kabar tersebut mencuat pada 27 Februari.
"Nah, di situlah harga emas kembali lagi mengalami penguatan -sebelum menyentuh level tertingginya di US$ 2.070- itu di US$ 2.054, kemudian terkoreksi lagi," tutur Ibrahim.
Kemudian pada 3 Maret berembus kabar bahwa Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky dari Rusia tertembak sniper. Akhirnya pasukan Putin melakukan bombardir ke Ukraina. Hal itu memicu Eropa, AS, dan Inggris memberondong sanksi ekonomi terhadap bekas Uni Soviet membuat para spekulan emas melancarkan aksinya.
"Jadi karena adanya sanksi ekonomi yang begitu besar dari ketiga negara ini akhirnya para spekulan bermain, para spekulan kembali mengambil posisi beli. Nah posisi beli ini membuat harga emas kembali lagi naik ke level US$ 2.070, itu level tertinggi," paparnya.
Namun harga emas sempat terkoreksi kembali sebelum akhirnya rilis laporan inflasi AS bulan Februari mencapai level 7,9%, mendekati 8% sehingga menyebabkan harga emas kembali naik.
"Pada saat (harga emas) mengalami penurunan, ada data yang dikeluarkan, di hari Jumat masalah inflasi kan. Inflasi itu kan sebelumnya kan 7,5%, nyatanya adalah 8%. Artinya inflasi di Amerika ini mengalami kenaikan 0,5%. Nah inilah akhirnya di hari Jumat itu terjadi di waktu pagi jam 1-an harga emas dunia melonjak naik kembali, yang tadinya sempat mengalami pelemahan koreksi US$ 1.957, kemudian ditutup pada malam jam 3.30 itu di US$ 1.987," tambahnya.
Bagaimana pergerakan harga emas Antam? Lanjut di halaman berikutnya.
Simak juga 'Rudal Rusia Hantam Desa Byshiv, Hancurkan Sekitarnya Jadi Puing-puing':
[Gambas:Video 20detik]
Pada 1 Februari, harga emas Antam masih berada di posisi Rp 931 ribu/gram. Pada saat itu Barat mulai khawatir Rusia akan menyerang Ukraina sewaktu-waktu. Sejak saat itu harga emas Antam terus melambung tinggi di mana pada 26 Februari harganya menyentuh Rp 950 ribu/gram.
Pada 20 Februari, harga emas Antam masih berada di harga Rp 969 ribu/gram. Kemudian harga menanjak drastis saat tentara Putin menginvasi Ukraina pada 24 Februari, yakni di Rp 994 ribu/gram.
Tapi sehari setelahnya harga emas anjlok lagi ke Rp 969 ribu/gram. Namun sejak 28 Februari, harga emas Antam mulai menanjak tajam lagi, puncaknya di Rp 1.036.000/gram. Namun pada Jumat, 11 Maret turun sedikit ke Rp 1.010.000 ribu.
Berapa keuntungan yang diperoleh seandainya berinvestasi emas sebelum perang Rusia vs Ukraina?
Sebagai contoh, Anda membeli emas batangan Antam dengan berat 10 gram pada 1 Februari di saat harganya masih Rp 931 ribu/gram. Jadi dana yang terpakai mencapai Rp 9.310.000.
Emas tersebut Anda simpan hingga 11 Maret maka nilainya sudah menjadi Rp 10.100.000 maka keuntungan yang diperoleh adalah Rp 790.000. Hanya dalam hitungan kurang dari 1,5 bulan keuntungan yang diperoleh sebesar 8,48%.
Tentu saja semakin banyak uang yang diinvestasikan ke emas akan semakin besar keuntungannya.
Apakah momentumnya masih ada untuk membeli emas saat ini? Lanjut di halaman berikutnya.
Ibrahim menilai melihat gelagat Rusia yang masih agresif terhadap Ukraina kemungkinan besar akan terjadi perang dahsyat. Kemudian ada ketakutan bahwa Rusia akan menggunakan senjata kimia.
"Nah ini yang kemungkinan besar ketegangan ini akan mengangkat harga emas dunia ini kembali lagi menguat. Target di bulan Maret 2022 itu adalah US$ 2.150," sebutnya.
Jadi dia menilai masyarakat yang ingin mengoleksi emas, momentumnya belum hilang. Sebab seandainya perang Rusia dan Ukraina berkelanjutan, yakni sampai bulan ini atau bahkan April belum mereda maka harga emas bisa mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah.
"Ya bisa saja harga emas dunia ini akan melonjak tinggi ke US$ 2.250. Nah, ini level tertingginya dan kalau seandainya memang benar-benar menyentuh di level US$ 2.250 ini level tertinggi sepanjang masa, karena apa? tidak mungkin ke depannya pasca perang usai kemudian dibentuk pemerintahan boneka oleh Rusia, dia (Ukraina) masuk lagi ke federasi Rusia, tidak mungkin lagi harga-harga komoditas itu akan mengalami penguatan, semua pasti akan melemah," tambahnya.
Mengutip analisis di Kitco, keputusan bank sentral AS dalam menetapkan kebijakan suku bunga, dan perkembangan perang di Ukraina akan mendominasi pergerakan harga emas minggu depan setelah logam mulia tersebut mencatat rekor tertinggi.
"Emas akan terus berada di sekitar US$ 2.000 dalam jangka pendek. Jika emas ditutup pada US$ 1.980 per ons, maka bullish. Jika emas naik ke US$ 2.010, maka netral," kata analis pasar senior OANDA Edward Moya mengatakan kepada Kitco News.