Menerawang Nasib Saham GoTo, Kisah Bukalapak Bakal Terulang?

Menerawang Nasib Saham GoTo, Kisah Bukalapak Bakal Terulang?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 21 Mar 2022 07:15 WIB
IPO GoTo
Foto: YouTube / Tokopedia

Menurut trader profesional dan founder Owner Creative Trading System Argha Jonatan Karo Karo kisah saham GoTo nampaknya tidak akan seburuk dengan apa yang terjadi di Bukalapak saat melakukan IPO. Masih ada secercah harapan bagi saham GoTo berada di level yang stabil setelah IPO, setidaknya dalam jangka waktu pendek.

Dia menilai saham GoTo akan dijaga nilainya dalam beberapa waktu ke depan setidaknya hingga rencana penawaran internasional alias IPO di lantai bursa berbagai negara bisa dilakukan.

"Saya cukup yakin GoTo akan dijaga, dari sisi bisnisnya, pertumbuhannya, juga harganya, kalau bisa ditingkatkan," ujar Argha dikutip detikcom dari channel YouTube Creative Trading.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

GoTo sendiri berencana melakukan pencatatan saham ganda di bursa efek luar negeri atau dual listing setelah melantai di BEI. Sayangnya belum diketahui pasti kapan waktu pelaksanaannya.

Dalam prospektusnya, rencananya GoTo akan mencatatkan saham di New York Stock Exchange (NYSE), National Association of Securities Dealers Automated Quotations (NASDAQ), Hong Kong Stock Exchange (HKSE), Singapore Stock Exchange (SGX) atau London Stock Exchange (LSE).

ADVERTISEMENT

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada pun mengamini hal tersebut. GoTo pasti akan menjaga valuasi sahamnya, apalagi bila sudah jelas perusahaan menyatakan mau melakukan dual listing.

Menurutnya, GoTo pasti akan menjaga citra terhadap nilai sahamnya. Bila saham turun dan terus-menerus anjlok, akan menjadi sentimen negatif untuk penawaran internasional.

"Nggak pas lah kalau ada rencana dual listing tapi saham di sini drop, orang sana kan bakal ngeliat, wah itu di dalam negeri aja drop gimana di luar? Jelas perusahaan akan jaga performance-nya untuk dual listing," kata Reza kepada detikcom.

Menurutnya, GoTo juga akan menjalankan skema stabilisasi harga saham paska IPO dengan melakukan intervensi harga saham lewat skema greenshoe atau opsi penjatahan lebih.

Dalam prospektusnya, GoTo menetapkan sampai dengan sebanyak-banyaknya 15% dari jumlah saham yang ditawarkan pada saat IPO atau 7,8 miliar saham, yang akan diambil dari saham tresury untuk langkah stabilisasi harga saham. Saham itu diberikan kepada penjamin emisi PT CGS-CIMB Niaga Indonesia.

"Dia sudah ada greenshoe juga untuk stabilitas harga. Tinggal kita lihat seperti apa efeknya," ungkap Reza.

Lalu kenapa GoTo bisa diprediksi tidak akan bernasib sama dengan Bukalapak? Lanjut di halaman berikutnya.



Simak Video "Video: Grab dan Danantara Buka Suara soal Isu Investasi ke GOTO"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads