Investasi Apa yang Aman dari Inflasi Gila-gilaan?

Investasi Apa yang Aman dari Inflasi Gila-gilaan?

Ilyas Fadilah - detikFinance
Senin, 11 Jul 2022 08:06 WIB
woman hand showing envelope and Indonesia rupiah money
Investasi Apa yang Aman dari Ancaman Inflasi Gila-gilaan?/Foto: Getty Images/iStockphoto/melimey

Sementara itu, Di tengah turbulensi pasar yang terjadi Nafan mengamati investor cenderung berinvestasi pada emiten-emiten dengan fundamental yang solid.

"Kalau misalnya di kelas saham sih bisa cermati emiten yang mengalami kinerja pertumbuhan. Misalnya kalau Mirae Asset Sekuritas Indonesia, saya mencermati rating yang overweight. Misalnya banking termasuk sektor overweight yang direkomendasikan," kata Nafan. Nafan berpendapat, potensi pertumbuhan kredit akan tercapai di tahun ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain bank, ada juga sektor pertambangan seperti metal mining, batu bara, untuk investasi bersifat jangka panjang. Sektor infrastruktur juga cukup potensial, mengingat Indonesia yang berkomitmen untuk melanjutkan proyek IKN.

Safir mengatakan, saham yang memberikan dividen bila dapat menghasilkan lebih tinggi dari 8%, mungkin-mungkin saja dipilih. Sedangkan investasi deposito cenderung sulit karena hanya sekitar 4% per tahun.

ADVERTISEMENT

Untuk reks adana, Safir menyebut boleh-boleh saja dipilih, selama bisa menghasilkan lebih tinggi dari angka inflasi. Sementara Nafan menyebut bahwa reksa dana dengan pertumbuhan yang konsisten bisa menjadi opsi untuk investasi.

Namun, perlu diingat jika tidak semua reksadana, saham, atau kripto, bisa memberikan hasil yang sesuai. Dalam hal ini masyarakat harus pandai dalam membaca potensi.

Nafan dan Safir merekomendasikan masyarakat berinvestasi di instrumen emas.

"Emas bisa. Cuma yang lucu itu, emas umumnya hanya bagus, naik harganya kalau terjadi ketidakstabilan. Sebagai contoh ada virus baru saat pandemi, orang jadi panik, beli emas, permintaan jadi naik. Tapi kalau keadaan ekonomi biasa-biasa saja, emas juga biasa-biasa saja," ujarnya.

Selain itu, stok emas di dunia cenderung stabil bahkan berlebih. Artinya, jenis barang yang berlebihan mungkin tidak mengalami kenaikan yang berarti.

Terkait kripto, Safir menyebut jika saat ini adalah saat yang tepat untuk masyarakat masuk ke aset kripto. Alasannya karena harganya yang sedang rendah.

"Kalau harganya bergejolak, mending masuknya sekarang. Kalau lagi turun ini kesempatan bagus untuk kita jadi miliuner," katanya menambahkan. Namun, karena pasar kripto sangat volatile, ia menyarankan untuk masuk ke aset yang pasti-pasti saja seperti Bitcoin dan Ethereum.

Namun, Nafan berpendapat jika aset kripto memiliki risiko yang sangat tinggi. Oleh karena itu, diperlukan mitigasi yang tepat, atau sebaiknya masuk ke instrumen investasi yang risikonya bisa dimitigasi.

Masyarakat disarankan untuk tidak menginvestasikan semua asetnya. Sekitar 70%-80% boleh dipakai investasi, sementara 20%-30% sebaiknya ditabungkan.

"Investasi jangan pernah semua. Tapi kesalahan banyak orang adalah ia taruh semua. Nah kalo dia taruh semua, risikonya kalo turun ya dia nggak punya apa-apa lagi," tutup Safir.


(ara/ara)

Hide Ads