Para investor setidaknya harus mempersiapkan strategi investasi di tahun 2024. Pasalnya, tren investasi selalu berubah tiap tahunnya.
Dengan strategi ini diharapkan dapat mendapatkan hasil yang optimal untuk mencapai tujuan keuangan. Perencana Keuangan Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho mengatakan ada beberapa pertimbangan sebelum menyiapkan strategi investasi.
Sebelumnya, para investor perlu melihat situasi ekonomi saat ini. Misalnya, perekonomian global yang masih tidak pasti akibat efek pandemi dahulu, ada kemungkinan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed akan menurunkan suku bunga acuan di tahun 2024, hingga konflik geopolitik di berbagai wilayah di dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, strategi yang tepat di tengah situasi tersebut adalah berinvestasi pada produk dengan resiko sedang atau menengah, seperti reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran.
"Dengan pertimbangan itu, maka strateginya adalah berinvestasi di produk yang beresiko menengah seperti reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran," kata Andy kepada detikcom, Rabu (3/1/2024).
Dia menambahkan produk-produk investasi dengan resiko tinggi, seperti saham sebenarnya mempunyai potensi untuk naik. Mengingat tahun 2024 adalah tahun politik sehingga bisa mendorong produksi dan konsumsi makin tumbuh.
Baca juga: 4 Investasi yang Bisa Kasih Cuan di 2024 |
Karena resikonya yang tinggi, investor perlu memperhatikan dengan teliti situasi dan keadaan saham. Hal ini dikarenakan agar para investor tidak terjebak apabila marker mengalami penurunan harga sama secara cepat dan tak terduga (crash).
"Agar keuntungan yang didapat bisa maksimal dengan resiko yang terukur, maka persentase antara produk beresiko sedang dan tingginya bisa diatur dengan komposisi 60 % untuk resiko sedang dan 40% untuk resiko tinggi," lanjutnya.
Dia mengingatkan bahwa persentase tersebut tergantung pada profil resiko masing-masing investor. Untuk itu, persentasenya bisa berbeda.
Sementara itu, Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting Teja Sari mengatakan karena tahun ini masuk tahun pemilu, market lebih banyak menunggu sampai hasil pemilu diumumkan.
Dia perkirakan usai pemilu, para investor dapat melihat kondisi pasar bergerak lebih positif. Untuk itu, strategi investasi sebaiknya disesuaikan dengan tujuan investasi masing-masing investor.
"Untuk jangka pendek bisa menyesuaikan dengan kondisi market tahun ini. Tapi untuk jangka panjang, kita bisa memilih saham yang punya fundamental bagus," kata Teja.
(fdl/fdl)