Lewat MoU ini, Perumnas akan membangun hunian berkonsep Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) di lahan strategis milik KAI yang berada di sekitar stasiun. Ini sebagai upaya pengembangan kawasan yang terintegrasi dan inklusif berbasis Transit Oriented Development (TOD), terutama untuk ruang-ruang vertikal.
"Melalui MoU ini kami berharap mampu memberikan alternatif hunian bagi masyarakat yang lebih efisien karena dengan konsep TOD memudahkan mobilisasi bagi masyarakat. Pemukiman ini akan memanfaatkan lahan yang tidak terpakai di sekitar stasiun kereta api," kata Direktur Utama Perum Perumnas, Bambang Triwibowo di Stasiun Juanda, Jakarta, Senin (19/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melalui konsep TOD ini akan mendekatkan jarak pengguna Kereta Api, menciptakan efisiensi biaya, waktu dan tenaga bagi mereka sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup di perkotaan," jelas Bambang.
Untuk usulan pengembangan tahap pertama kawasan yang terintegrasi dan inklusif berbasis TOD ini, akan dilakukan di Stasiun Bogor, Stasiun Tanjung Barat dan Stasiun Pondok Cina. Pengembangan TOD tersebut sejalan dengan PP 83 tahun 2015 yang mengatur tentang peran Perumnas sebagai pengembang perumahan dan kawasan permukiman serta rumah susun.
Sebagai informasi, kota Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) memiliki 80 Stasiun Kereta Api Listrik (KRL) dengan jumlah pengguna Kereta mencapai 914.840 penumpang per hari dengan mayoritas pengguna yang menempuh jarak antara rumah dan stasiun sejauh 1-10 Km.
KRL menjadi moda transportasi pilihan masyarakat menuju tempat aktifitas karena lebih efisien dan dapat terhindar dari kemacetan. Hal ini mendorong kenaikan harga yang signifikan terhadap harga tanah maupun hunian yang berada di sekitar stasiun.
Hal inilah yang kemudian mendorong Perumnas untuk mencari solusi dibalik fakta atas tingginya minat dan kebutuhan masyarakat atas hunian yang dekat dengan stasiun. (hns/hns)