KEIN Nilai Pemindahan Ibu Kota Jadi Upaya Pemerataan Ekonomi

KEIN Nilai Pemindahan Ibu Kota Jadi Upaya Pemerataan Ekonomi

Akfa Nasrulhak - detikFinance
Selasa, 30 Apr 2019 15:35 WIB
Foto: Dok KEIN
Jakarta - Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) menyambut baik rencana pemindahan Ibu Kota Negara sebagai bagian dari upaya pemerataan ekonomi dan transformasi struktur perekonomian wilayah di Indonesia.

Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta mengatakan hampir 60 persen PDB berasal dari Pulau Jawa dan sebagian besar dari Jabodetabek.

"Saya rasa kajian mengenai rencana pemindahan Ibu Kota ini bukanlah hal yang baru, sudah ada sejak zaman Bung Karno, kemudian ditindaklanjuti juga di periode Jokowi, ada kajian juga dari Bapennas dan masukan dari berbagai pihak. Ini jadi terobosan yang baik dalam kerangka menyeimbangkan pembangunan nasional kita yang berbasis kewilayahan," ujar Arif saat ditemui wartawan di Jakarta, Selasa (30/4/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Jadi keinginan untuk pemindahan Ibu Kota, lanjut Arif, harus dilihat dari pertama, sebagai bagian dari transformasi keseimbangan pembangunan yang tidak hanya di Pulau Jawa. Kedua, menyebar kontribusi PDB ke seluruh wilayah.

"Tapi ada 2 hal yang paling penting dari perencanaan pemindahan Ibu Kota itu, bukan hanya pemindahan pusat pemerintahan, tetapi juga dalam rangka transformasi struktur ekonomi Indonesia. Jadi dari yang berbasis hanya Jawa sentris, menjadi Indonesia sentris," tegasnya.

Arif melanjutkan lokasi baru Ibu Kota tersebut sebaiknya masih minim pengembangan industri, penduduk dengan jumlah yang masih sedikit, dan ketersediaan lahan yang luas. Dengan begitu, pembangunan akan semakin mudah untuk dilakukan guna menunjang pemindahan Ibu Kota.

Pembangunan tersebut juga diharapkan mampu mendorong transformasi kontribusi perekonomian wilayah karena akan muncul pusat-pusat perekonomian baru.

"Jadi nanti di Ibu Kota yang baru bisa dilakukan industrialisasi, membangun Kawasan Ekonomi Khusus dan sebagainya. Yang jelas itu semua tidak bisa dilakukan di Jonggol karena penduduk sudah penuh di sana," jelasnya.

Lebih lanjut Arif menyampaikan lokasi pemindahan Ibu Kota harus menimbang sisi geoekonomi. Menurutnya, jika Ibu Kota Indonesia dipindahkan ke ujung barat Indonesia, maka Indonesia bisa langsung berhadapan dengan Asia Selatan, kemudian lanjut ke Asia Tengah dan bisa langsung menembus Eropa.


Selanjutnya, jika Ibu Kota baru berada di Indonesia Tengah atau di Kalimantan maka akan berdekatan dengan negara-negara Asia Tenggara dan Asia Timur. Sementara itu, pemindahan Ibu Kota ke wilayah timur Indonesia akan membuat geoekonomi Indonesia bersemuka dengan Asia Pasifik dan Amerika.

"Percepatan pemindahan Ibu Kota ini sangat bagus. Selanjutnya tinggal menunggu pilihan terbaik dari Bapennas dan beberapa pihak-pihak yang diberi tugas untuk melakukan itu," ujarnya. (ega/hns)

Hide Ads