Bagaimana Cara Kelas Menengah Tanggung Bisa Beli Rumah Idaman?

Liputan Khusus Susahnya Beli Rumah

Bagaimana Cara Kelas Menengah Tanggung Bisa Beli Rumah Idaman?

Danang Sugianto - detikFinance
Minggu, 04 Agu 2019 18:51 WIB
Foto: Tim Infografis: Luthfy Syahban
Jakarta - Semakin langkanya ketersediaan lahan di tengah kota membuat ketersediaan stok perumahan menyebar di kota-kota pinggiran seperti Bekasi, Tangerang, Depok hingga Bogor. Namun belakangan ini ketersediaan rumah di wilayah pinggiran Jakarta juga mulai diwarnai kenaikan harga rumah semakin tinggi.

Bagi kalangan menengah tanggung kondisi saat ini menyulitkan mereka untuk mencari rumah idamannya. Selain faktor lokasi, mereka juga terbentur harga.

Rata-rata harga rumah yang paling murah di wilayah pinggiran sekitar Rp 400-500 jutaan. Dengan harga itu maka rata-rata cicilan per bulannya bisa sekitar Rp 4 jutaan, itu pun dengan masa cicilan yang panjang 20 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurut Perencana Keuangan Eko Endarto menjelaskan, dalam mengelola keuangan agar tetap stabil maksimal cicilan rutin tiap bulannya harus mencapai 30% dari pemasukan. Jika didalamnya ada cicilan KPR masih ada unsur toleransi hingga 40%.

"Cicilan utang nggak boleh lebih dari 30% penghasilan. Kecuali kalau di dalam cicilan itu ada cicilan KPR. Boleh sampai 40% totalnya," ujarnya kepada detikFinance.

Eko menerangkan, jika ingin memiliki sebenarnya faktor yang menjadi kritikal bukan gaji, tapi komitmen. Sebab gaji atau pemasukan bisa berubah tergantung kondisi.

"Yang terpenting adalah komitmen,target yang realistis dan produk yang sesuai," tambahnya.

Pilihlah rumah secara realistis. Jangan mementingkan hawa nafsu dengan memilih rumah idaman. Cocokan juga dengan penghasilan setiap bulannya.


Jika sudah memutuskan untuk membeli rumah, maka pastikan diri Anda berkomitmen untuk membayar cicilan rumah secara rutin setiap bulannya. Itu artinya cicilan rumah di atas segalanya termasuk pengeluaran untuk senang-senang dan biaya rutin.

Menurut Eko, jika kondisinya membeli rumah pertama, tidak usah ragu untuk mengambil cicilan KPR dengan jangka waktu yang lama seperti 20 tahun atau bahkan 25 tahun. Sebab hunian itu akan ditinggali dalam jangka waktu yang lama bukan hanya sekadar investasi.

"Untuk rumah pertama dan digunakan untuk konsumsi maka nggak masalah jangka waktu paling lama, karena untuk property khususnya rumah tapak, nilai asetnya naik lebih tinggi dari nilai bunganya," tutupnya.


(das/dna)

Hide Ads