Biaya itu lebih mahal ketimbang biaya yang dibutuhkan untuk membangun ibu kota baru yang menurut kajian Bappenas diperkirakan sebesar Rp 466 triliun.
Saat ini Jakarta terlalu banyak memikul beban yang seharusnya bisa dipikul oleh wilayah lain. Sebagai contoh saja, Jakarta menjadi pusat bisnis yang membuat banyak masyarakat mengadu nasib.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dana yang lebih dari Rp 500 teiliun, kata Bambang akan dimanfaatkan mengatur kembali sistem transportasi, permukimakan, hingga infratruktur air bersih. Sekarang, Jakarta terkenal dengan kota terpadat ke sembilan di dunia.
Jakarta juga akrab dengan kemacetan yang jika dilihat lebih dalam memberikan banyak kerugian bagi masyarakat. Mulai rugi waktu, BBM, ditambah lagi udara yang tidak sehat alias polusi dari banyaknya kendaraan.
"Jadi memang Jakarta harus tetap dibuat menjadi more liveable city sehingga menarik jadi kota bisnis regional bisa bersaing dengan Singapura, Kuala Lumpur, maupun Bangkok," ungkap dia.
(hek/dna)