Dahlan Singgung Ibu Kota Kilat, Bappenas Buka Suara

Dahlan Singgung Ibu Kota Kilat, Bappenas Buka Suara

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 30 Agu 2019 07:30 WIB
1.

Dahlan Singgung Ibu Kota Kilat, Bappenas Buka Suara

Dahlan Singgung Ibu Kota Kilat, Bappenas Buka Suara
Dahlan Iskan dan Jokowi/Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menuliskan 'keresahannya' mengenai pemindahan ibu kota. Setelah menyebut ada lahan Prabowo Subianto di lokasi ibu kota baru di Kalimantan Timur, mantan wartawan tersebut memberi judul tulisan 'Ibu Kota Kilat' lewat laman pribadinya di disway.id.

Dalam tulisannya tersebut, Dahlan menyebut segala proses pemindahan ibu kota mulai dari penentuan lokasi hingga tahap pemindahan begitu cepat. Dia bahkan menyebut proses pemindahan ibu kota mengalahkan aksi korporasi sebuah perusahaan swasta saking demikian cepatnya.

Bappenas pun angkat suara menanggapi tulisan tersebut. Lalu apa tanggapan pemerintah? Berikut informasi selengkapnya:
Dalam tulisannya yang diberi judul Ibu Kota Kilat, dia berpandangan bahwa rencana pemindahan ibu kota yang dilakukan Jokowi betul-betul cepat.

"Bapak Presiden Jokowi sendiri yang mengumumkannya. Senin lalu. Dalam event yang khusus dibuat untuk mengumumkan lokasi itu. Sudah pasti, itu di bibir Teluk Balikpapan, Kaltim. Tidak ada lokasi lain yang dimaksud seperti itu. Kecuali ujung Teluk Balikpapan tersebut," ujarnya dilansir dari tulisannya di disway.id.

Dahlan berpandangan waktu pembangunan ibu kota yang disusun oleh pemerintah begitu cepat. Dimulai dari 2020, kemudian pada 2024 Istana Negara dan 34 gedung kementerian ditargetkan selesai.

"Artinya, gedung-gedungnya sudah jadi. Jalan-jalan rayanya sudah terhampar. Saluran-saluran air sudah selesai. Listrik-telepon-air bersih sudah beres," tambahnya.

Dia memaparkan lokasi menuju ibu kota baru tersebut juga mudah ditempuh, dari bandara Balikpapan langsung masuk tol yang bisa mempersingkat jarak tempuh ke lokasi.

Lokasi yang begitu strategis hingga waktu pembangunannya yang begitu presisi seolah bertentangan dengan realita birokrasi yang masih lamban saat ini. Baginya yang tidak suka atas birokrasi yang berbelit sangat senang mendengarnya.

Proses pemindahan ibu kota yang begitu cepat diibaratkan seperti perusahaan swasta yang membangun kawasan hunian. Begitu fleksibel.

Malah menurutnya lebih fleksibel dari sebuah perusahaan. Sebab bagi perusahaan yang ingin melakukan sesuatu biasanya harus meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

"Ini sudah mirip sebuah perusahaan keluarga," ujarnya.

Dia menyebut proses pengadaan ibu kota baru ini seperti terobosan baru. Mungkin terbesar dalam sejarah birokrasi Indonesia atau bahkan di dunia.

"Dan itu hanya bisa dilakukan oleh seorang presiden asal Solo Pak Jokowi. Cepatnya bukan main. Akan lebih cepat dari proyek apa pun. BSD pun memerlukan waktu lebih 15 tahun. Ibu kota baru kita itu hanya perlu waktu lima tahun. Dari gagasan, sampai perencanaan, proses legal, administrasi, pendanaan sampai bisa ditempati. Saya begitu kagumnya," tulisnya.

Proses pemindahan ibu kota yang begitu cepat membuat mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan teringat sebuah kisah dalam dunia wayang.

"Melihat konsep itu saya ingat Sukrosono. Di dunia pewayangan," tulis Dahlan.

Dia menyebut Sukrosono seperti telah lahir kembali ke dunia nyata. Sukrosono adalah satria sakti, hanya saja buruk tampangnya.

Saktinya luar biasa. Mampu memindah Taman Sriwedari, Sorga Nguntara Segara ke komplek istana raja Maespati hanya dalam satu malam.

"Itu dilakukan Sukrosono untuk menolong kakaknya yang lagi kepepet. Sang kakak ganteng luar biasa: Sumantri," tulis Dahlan.

Sumantri sendiri ingin diterima menjadi anggota kabinet kerajaan. Tapi terbentur persyaratan sulit: harus bisa memindahkan Sriwedari ke istana Maespati.

Sumantri pun sedih mengingat tak akan mampu memenuhi syarat itu. Sang adik yang sangat menyayangi sang kakak pun membantu lewat kesaktiannya dengan memindahkan Sriwedari Garden ke Maespati. Sang kakak pun bisa masuk istana raja Arjuna Sasrabahu.

"Sayangnya akhir cerita ini tragis. Si adik - -yang buruk rupa-- tidak mau pisah dari kakaknya. Ingin ikut masuk istana. Sang kakak malu. Adiknya begitu buruk wajahnya. Dirayulah sang adik agar tidak usah ikut," tulis Dahlan.

Masih dalam cerita wayang yang diceritakan Dahlan, sang adik disebut tetap mau ikut. Lalu saat kakaknya menakut-nakuti adiknya dengan panahnya, anak panah itu secara tidak sengaja lepas dan menembus dada si adik. Sukrosono pun akhirnya tewas.

"Tapi itu di dunia wayang. Di Hollywood semua cerita berakhir happy ending. Ini bukan kisah wayang. Ini bukan film Hollywood. Ini Sriwedari Green Garden pindah ke hutan Kaltim. Ini kisah tentang ibu kota baru Republik Indonesia," tulis Dahlan.

Meski demikian, Dahlan tak memberi penjelasan lebih lanjut apa makna di balik kisah wayang yang ditulisnya dengan pemindahan ibu kota negara. Yang pasti, Dahlan menyebutkan pemindahan ibu kota ke Kalimantan begitu cepat mengalahkan aksi korporasi sebuah perusahaan swasta sekalipun.

"Proses pengadaan ibu kota baru ini sungguh suatu terobosan. Mungkin terbesar dalam sejarah birokrasi Indonesia. Jangan-jangan di dunia," tulis Dahlan.

Menjawab hal itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, pembangunan pusat pemerintahan baru ialah inti ibu kota baru.

"Pusat pemerintahan baru adalah inti dari ibu kota baru sedangkan kota mandiri asal swasta lebih kepada daerah residensial/hunian," katanya kepada detikFinance.

Maksudnya, dia menjelaskan, kota bisa tumbuh lebih cepat karena ada inti kegiatan. Lanjutnya, inti kegiatan berupa pusat pemerintahan yang akan memicu hunian dan pendukung lainnya.

"Kota bisa tumbuh lebih cepat kalau ada inti kegiatan. Kalau di ibukota baru, intinya pusat pemerintahan yang akan membutuhkan hunian dan pendukungnya. Yang swasta lebih pada hunian," jelasnya.

Ketika dikonfirmasi mengenai tulisan itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution enggan menanggapinya. Dia meminta agar semua pihak menunggu saja realisasinya.

"Ah kalau itu saya eee.. tunggu saja deh. Pokoknya sudah diputuskan di mananya ya," ujarnya di gedung DPR, Jakarta, Kamis (29/8/2019).

Darmin menegaskan, intinya pemerintah sudah menentukan lokasinya. Kemudian kajiannya terkait pindah ibu kota secara rinci masih berlangsung

"Kan study-nya masih berlangsung, nggak tahu sampai kapan selesai tuntas," tambahnya.

Hide Ads