"Kajian dilaksanakan enam bulan ke depan," ucap Emil.
Menurutnya, perlu mempertimbangkan sejumlah aspek dalam menentukan pengganti Bandung. Mulai dari risiko bencana hingga infrastruktur.
"Semua kemungkinan butuh kajian, minim risiko, aksesibilitas, tingkat ekonomi, ketersediaan air dan lainnya," ungkap dia.
Emil sendiri mengatakan Bandung sudah tidak lagi cocok melayani pusat pemerintah provinsi. Salah satunya adalah kantor pemerintahan yang tidak terintegrasi dalam satu kawasan.
"Pada dasarnya secara fisik kota Bandung sama seperti Jakarta, sudah tidak cocok lagi melayani pusat pemerintahan. Contohnya kantor-kantor pemerintahan cekclok (terpisah), dan tidak produktif," kata Emil. (mud/ara)