Nah, di bagian belakang Kementerian BUMN sendiri yakni di Jalan Kebon Sirih terdapat Kantor PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang merupakan kantor peninggalan zaman Belanda. Kantor tersebut masuk di dalam kawasan BUMN Center.
Bagaimana nasibnya nanti?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Utama Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara mengatakan, gedung tersebut memang berusia sangat tua. Bahkan, diperkirakan dibangun pada akhir abad 17 atau awal abad 18. Sehingga, gedung itu merupakan gedung bersejarah.
"Jadi gedung kita sendiri heritage, dokumennya sudah tidak ada lagi, yang terecord 1940. Tapi, kita yakin usia building didirikan abad 17 akhir atau 18 awal," katanya di Kementerian BUMN Jakarta, Kamis (3/10/2019).
Meski jadi kawasan BUMN Center, ia memastikan tidak ada perubahan struktur pada bangunan bersejarah tersebut.
"Saya pastikan heritage nggak ada diubah strukturnya, tapi dilengkapi belakangnya gedung modern," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk Lukman Hidayat mengatakan, Kantor Garuda memang merupakan situs warisan. Dia bilang, dalam pembangunan akan tetap berdasarkan izin dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Memang, gedung Garuda heritage kita sedang proses dibangun seperti digambar tadi dengan memperhatikan Dinas Pariwisata DKK, tetap harus ada, apa yang boleh diubah apa, sedang berjalan," jelasnya.
Pengembangan kawasan BUMN Center ini melibatkan beberapa BUMN yakni PT PP, PT Danareksa (Persero), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Nilai proyek tersebut mencapai Rp 2 triliun.
"Tiga bangunan, tiga kawasan ini nilainya sekitar lebih dr Rp 2 triliun, termasuk kita memperbaiki di tengah depan Kementerian BUMN kita perbaiki," tutupnya.
(dna/dna)