Jakarta -
Hotel bintang empat dan lima terpampang di situs jual-beli online dengan keterangan dijual. Tidak dapat dipastikan apakah hal tersebut dilakukan secara resmi atas kuasa pemilik hotel.
Saat dipantau detikcom di salah satu situs jual-beli online, Rabu (29/4/2020), hotel-hotel yang dipasarkan itu dicantumkan harga yang amat fantastis. Salah satu contoh adalah hotel berbintang di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan yang menyertakan jumlah ruangan sebanyak 333 dan luas 62.803 m², tertera harga Rp 3,5 triliun yang ingin membeli.
Berikutnya ada hotel berbintang di kawasan Sudirman, Jakarta yang diiklankan dengan harga Rp 2,7 triliun. Pada iklan tersebut terdapat keterangan jumlah kamar, yaitu superior 211 ruangan, deluxe 88 ruangan, junior 8 ruangan, executive suite 15 ruangan, diplomatic suite 7 ruangan, dan presidential suite 1 Room. Luas totalnya 35.000 m².
Ada pula mewah di kawasan Palmerah, Jakarta Barat dengan 300 ruangan dan luas 7.000 m². Namun harganya tidak dicantumkan.
Kemudian ada yang mengiklankan hotel berbintang di kawasan Jl Gatot Subroto, Karet Semanggi, Jakarta Selatan seharga Rp 1,5 triliun yang di dalamnya ada 355 ruangan dan luas 47.146 m².
Contoh terakhir adalah hotel ternama di kawasan, Menteng, Jakarta Pusat yang berisi keterangan memiliki 325 ruangan dan luas 29.994 m². Harga yang terpampang adalah Rp 1,5 triliun.
Salah satu manajemen hotel yang propertinya diiklankan pun memberi klarifikasi bahwa informasi yang beredar hoax.
"Saya malah baru dengar. Hoax itu," kata Danang Kemayan Jati, juru bicara Lippo Karawaci melalui pesan singkat kepada detikcom, Rabu (29/4/2020).
Pihak Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) punya jawaban atas fenomena tersebut. Lanjut ke halaman selanjutnya.
Hotel-hotel berbintang di Jakarta muncul di situs jual beli properti online. Informasi ini beredar di tengah merebaknya wabah Corona yang telah memukul berbagai kegiatan bisnis di Indonesia, termasuk hotel. Sebenarnya ada apa? Benarkah penjualan hotel berbintang itu?
"Kalau saya perhatikan ya star hotel ya. Star hotel saya lihat cukup banyak juga ya yang mulai menjual," ujar Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, Maulana, saat dihubungi detikcom, Rabu (29/4/2020).
Dia menjelaskan ada pengusaha hotel yang sudah mulai menjual propertinya sebelum ada COVID-19. Namun adanya pandemi tersebut memang membuat makin banyak pengusaha yang memutuskan menjual asetnya itu.
"Tidak bisa juga dipungkiri bahwa kondisi saat ini juga ya kan, daya tahan dari pada masing-masing pelaku itu berbeda-beda ya. Apalagi kondisi pandemi ini tidak bisa kita prediksi," jelasnya.
Saat ini okupansi hotel tinggal di bawah satu digit atau di bawah 10%. Sedang beban operasional hotel terus berjalan sehingga menyulitkan keuangan perusahaan. Belum lagi mereka dibebankan oleh kredit perbankan.
"Contohnya walaupun (hotel) itu ditutup kan dia tetap jalan, kayak PLN, kita mesti tetap harus bayar, hal-hal tertentu kita masih ada operation. Jadi bukan berarti kita nggak keluar biaya. Jadi diam pun dia ada biaya. nggak bisa 0. Apalagi pelaku usaha yang punya kewajiban bank ya," terangnya.
Pandemi COVID-19 pun tak pandang bulu. Hotel berbintang yang kelihatan berdiri kokoh justru terdampak paling parah. Untuk itu pihaknya berharap mendapatkan keringanan.
"Justru mereka (hotel berbintang) bebannya lebih besar lagi. Bayangkan listrik ya, listrik itu kan kita mintanya cuma pemakaian beban minimum. Biaya minimumnya. Nah PLN itu kan nggak kita minta gratis. Nggak ada statement kita kita minta digratisin. Tapi kita mintanya biaya hidup minimumnya itu dihilangkan karena kita nggak bakal pakai maksimum saat ini dengan okupansi kita di single digit," tambahnya.
Simak Video "Video: Kim Jong Un Resmikan Wisata Pantai Megah di Korut, Tertarik Mampir?"
[Gambas:Video 20detik]