.webp)
Pemerintah Inggris memperpanjang libur bayar cicilan rumah atau KPR selama enam bulan ke depan. Kebijakan ini dilakukan untuk membantu finansial masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19.
Langkah ini juga dilakukan sebagai bagian dari dukungan keuangan oleh pemerintah Inggris menuju lockdown kedua pada Kamis mendatang. Sebelumnya masyarakat telah diberikan libur pembayaran cicilan rumah sejak awal pandemi yang akan berakhir Sabtu pekan ini.
Dikutip dari BBC, Senin (2/11/2020) jika belum mendapatkan perpanjangan pembayaran cicilan, pemilik rumah bisa langsung meminta kepada pihak properti. Selama periode ini, bunga masih akan bertambah atas utang peminjam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Minggu lalu, sebuah studi oleh Joseph Rowntree Foundation menemukan bahwa 1,6 juta rumah tangga atau seperlima dari pencicil KPR di Inggris khawatir tidak bisa membayar cicilan rumah hingga tiga bulan ke depan.
Peminjam yang telah mencapai liburan cicilan KPR enam bulan dan masih menghadapi kesulitan melakukan pembayaran, disarankan untuk berbicara dengan pemberi pinjaman properti mereka tentang rencana dukungan yang disesuaikan.
Meski ada bantuan untuk rumah tangga, hingga saat ini belum ada pengumuman baru tentang dukungan keuangan untuk wiraswasta dan bisnis. Kelompok wiraswasta pun meminta hibah dukungan yang sebelumnya telah diumumkan.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Departemen Keuangan Inggris dikabarkan akan menggelontorkan bantuan untuk bisnis di Inggris yang harus ditutup. Nilai yang akan diberikan berkitar 1.334 poundsterling dan 3.000 poundsterling per bulan.
Bagi perusahaan-perusahaan yang telah mengambil utang dan cadangan kas saat ini terdampak krisis akibat pandemi COVID-19. Jadi, bisa dibilang bagi banyak orang, membayar sewa tetap menjadi perhatian besar.
Menurut angka dari UK Finance, hingga saat ini sekitar 2,5 juta orang telah mengambil jeda pembayaran untuk KPR sejak awal pandemi. Financial Conduct Authority (FCA) mengatakan pihaknya juga mempertimbangkan adanya libur pembayaran untuk melunasi utang seperti kartu kredit dan pinjaman pribadi.
"Kami bekerja dengan cepat dengan industri untuk menentukan apakah pendekatan serupa harus diterapkan untuk produk kredit konsumen," katanya.
(ara/ara)
