Pemerintah tengah mendorong pembangunan rumah khususnya untuk rumah subsidi yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah. Maka itu, perlu strategi agar rencana itu bisa tercapai.
Anggota Komisi XI DPR Misbakhun mendukung langkah Menteri BUMN Erick Thohir yang berencana mengembalikan perusahaan pelat merah fokus pada inti bisnisnya. Dengan demikian, maka akan memperkuat kinerja bank BUMN dan menghilangkan persaingan tak sehat.
"Saya setuju dengan wacana dari Menteri BUMN agar bank fokus pada bidangnya masing-masing. Seperti BTN akan fokus sepenuhnya pada pembiayaan perumahan terutama perumahan bersubsidi. Untuk BRI fokus pada UMKM juga sangat bagus. Karena core competence serta pembidangan dan sejarah lahirnya BRI untuk mengurusi UMKM," ujar Misbakhun dalam keterangannya, Minggu (14/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Misbakhun sudah sewajarnya BTN diberikan sepenuhnya anggaran kuota untuk rumah bersubsidi. Sebab, BTN punya sejarah panjang dan pengalaman serta data yang sangat memadai terkait mengelola sektor pembiayaan perumahan.
"BTN lah yang saat ini berkorban dengan sangat luar biasa mencari pendanaan dan konsisten dalam lini pembiayaan perumahan ini," tegasnya.
Begitu juga dengan BRI, menurut dia, sejarah lahirnya BRI sangat berhubungan erat dengan sektor UMKM. Misbakhun menuturkan, pembidangan ini harus semakin dikuatkan dalam bentuk strategi dan visi misi.
"Harus ada direction atau perintah yang sifatnya tertulis dan menjadi instruksi. Supaya yang menjadi keinginan Menteri BUMN itu bisa dilaksanakan," paparnya.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah menilai bahwa penyaluran dana untuk rumah subsidi dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan Rakyat (FLPP) sudah seharusnya diserahkan kepada perbankan yang berkomitmen dan sudah terbukti berhasil menyalurkannya.
Menurutnya, bila penyaluran dana subsidi diberikan kepada semua perbankan justru tidak fokus. "Ya ngapain juga ikut kerja sama kalau penyaluran tidak sesuai, lebih baik kepada perbankan yang punya bukti jelas penyaluraannya," kata dia.
(acd/dna)