Selain itu, Pengamat Kebijakan Publik Harryadin Mahardika menuturkan, jika tujuan pemerintah membangun ibu kota baru tahun ini untuk menghidupkan sektor konstruksi dan memulihkan ekonomi, maka ia pesimistis. Pasalnya, letak geografis Kaltim sendiri jauh dari daerah-daerah lain, sehingga efeknya kemungkinan hanya terasa di Kaltim.
"Saya agak pesimistis itu bisa memulihkan ekonomi. Pertama, lokasi pembangunannya di Kalimantan. Jadi kalau ada multiplier effect-nya, itu nanti yang paling merasakan adalah Kaltim. Padahal di sana kegiatan ekonominya kecil sekali kalau dibandingkan daerah lain seperti Jawa. Jadi efeknya terhadap seluruh Indonesia itu sangat kecil, yang besar hanya di Kaltim," ucap Harryadin ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menegaskan, seharusnya pemerintah fokus pada pemulihan ekonomi melalui konsumsi masyarakat. Sementara, pembangunan ibu kota baru bisa ditunda.
"Menurut saya, logikanya bagi pemerintah yang harus dipegang itu saja. Kalau memang ingin memulihkan ekonomi, ya pulihkan ekonomi dulu. Karena bangunan, istana dan sebagainya itu bisa menunggu. Tetapi momentum recovery itu tidak bisa menunggu," pungkas Harryadin.
(upl/upl)