Pindah Ibu Kota Lanjut saat Pandemi Dinilai Salah dan Tak Masuk Akal

Pindah Ibu Kota Lanjut saat Pandemi Dinilai Salah dan Tak Masuk Akal

Tim Detikcom - detikFinance
Rabu, 21 Apr 2021 12:08 WIB
Desain Istana Negara di Ibu Kota Baru
Foto: Dok. Tangkapan Layar Facebook PUPR

Selain itu, Pengamat Kebijakan Publik Harryadin Mahardika menuturkan, jika tujuan pemerintah membangun ibu kota baru tahun ini untuk menghidupkan sektor konstruksi dan memulihkan ekonomi, maka ia pesimistis. Pasalnya, letak geografis Kaltim sendiri jauh dari daerah-daerah lain, sehingga efeknya kemungkinan hanya terasa di Kaltim.

"Saya agak pesimistis itu bisa memulihkan ekonomi. Pertama, lokasi pembangunannya di Kalimantan. Jadi kalau ada multiplier effect-nya, itu nanti yang paling merasakan adalah Kaltim. Padahal di sana kegiatan ekonominya kecil sekali kalau dibandingkan daerah lain seperti Jawa. Jadi efeknya terhadap seluruh Indonesia itu sangat kecil, yang besar hanya di Kaltim," ucap Harryadin ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menegaskan, seharusnya pemerintah fokus pada pemulihan ekonomi melalui konsumsi masyarakat. Sementara, pembangunan ibu kota baru bisa ditunda.

"Menurut saya, logikanya bagi pemerintah yang harus dipegang itu saja. Kalau memang ingin memulihkan ekonomi, ya pulihkan ekonomi dulu. Karena bangunan, istana dan sebagainya itu bisa menunggu. Tetapi momentum recovery itu tidak bisa menunggu," pungkas Harryadin.


(upl/upl)

Hide Ads