Sebelumnya CEO Media Group Mohammad Mirdal Akib menjelaskan dalam komitmen awal MPI memiliki hak 30% saham. Sedangkan sisanya milik CSRE. Proyek mesti berjalan, meskipun egala hal terkait administrasi awal dan sebagainya belum dilegalkan. Kemudian muncul kesepakatan akan digelarnya rapat umum pemegang saham (RUPS) berikutnya.
Namun, seiring proses pembangunan berjalan, owner CSMI berubah. Dari sinilah semuanya mulai terkatung-katung. Semangat persahabatan yang dibangun sejak awal sama sekali tak dianggap oleh manajemen baru CSMI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian turunlah komitmen menjadi 10%. Kami pun juga masih menunggu, kalau ada perubahaan seperti itu kan harus ada RUPS, pemberitahuan kepada kami sebagai pemegang saham," jelas Mirdal.
Mirdal menambahkan, akibat kisruh yang dialami CSMI, kepemilikan saham MPI pun menjadi tidak jelas. Karenanya, kepentingan MPI untuk bisa segera menuntaskan proyek pembangunan Gedung Indonesia 1 menjadi terhambat.
Dia juga menambahkan pimpinan baru CSMI ternyata hanya mengakui kepemilikan saham MPI di CSMI sebesar 1%. Padahal pihaknya merasa sejak awal perencanaan hingga proses pembangunan, peran MPI selaku investor lokal selalu berada di garis terdepan.
Dia mnduga CSRE diduga melakukan pengalihan saham CSMI kepada pihak lain yang dilakukan secara sepihak. Menurutnya etika bisnis CSRE yang berbisnis di Indonesia sangat berbahaya sehingga bisa saja mengancam keberlangsungan bisnis para investor lokal.
Dia mengatakan pembangunan Gedung Indonesai 1 seharusnya menjadi proyek monumental penting yang sarat makna. Nama Indonesia 1 dipilih untuk menunjukkan pada dunia, Indonesia adalah satu dalam persatuan setelah sempat ada polarisasi dalam proses politik Pilpres 2014. Indonesia 1 juga menunjukkan semangat tumbuh bersama dan komitmen kemitraan penuh persahabatan terhadap investasi.
Proyek ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melakukan peletakan batu pertama pada Januari 2015.
(das/dna)