Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mencanangkan program Sejuta Rumah per tahun. Program tersebut disampaikan pada 29 April 2015.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktur Jenderal Perumahan, Khalawi Abdul Hamid mengungkapkan kabar terbaru mengenai program Sejuta Rumah. Dia mengatakan, capaian hingga akhir Agustus 2021, program Sejuta Rumah sudah sebanyak 634 ribu.
"Tahun ini sampai akhir bulan ini 634 ribu insyaallah bisa tercapai, moga-moga," ujar Khalawi dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi V DPR RI, Selasa (31/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari bahan paparannya, angka tersebut dibagi menjadi dua yaitu pembangunan rumah MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) dan Non MBR. Untuk MBR capaiannya sudah 83% dengan pembangunan rumah dilakukan oleh Kementerian PUPR sebanyak 198 ribu unit, Pemda 30 ribu unit, pengembang 288 ribu unit, CSR 54 unit, dan masyarakat 6.856 unit, sehingga total pembangunan rumah MBR 523.753 unit. Sementara itu, untuk Non MBR sebesar 17%, yaitu oleh pengembang 90 ribu unit dan masyarakat 20 ribu unit sehingga total 110.989 unit.
Dia mengakui, dalam pembangunan Sejuta Rumah Kementerian PUPR tak punya anggaran yang banyak. Oleh karena itu, kerja sama antara swasta (perbankan, pengembang, dan lembaga pembiayaan lain) dan masyarakat sangat penting untuk membangun rumah MBR sebanyak-banyaknya.
"Kolaborasi inilah, kita uangnya cuman sedikit, tapi kok bisa membangun sejuta itu kolaborasi pemerintah dengan swasta dan masyarakat. Misalnya di Kendal ada komunitas guru honorer, yang punya tanah kita bantu dengan BSBS, di Prabumulih ini komunitas kebersihan cukup banyak 223 unit kita bantu dengan BSBS tadi masyarakat di sana dengan bantuan Pemda ada tanah murah kita bantu dengan BSBS," paparnya.
Jika dihitung mundur dari 2015 sampai 2019, ada 4,8 juta rumah yang telah dibangun Kementerian PUPR bersama swasta dan masyarakat dalam mendukung program Sejuta Rumah. Artinya, angka tersebut belum mendekati target 1 juta per tahun karena program sudah berjalan hampir 6 tahun.
"Ini periode pertama 2015-2019 dari target 5 juta tercapai 4,8 juta insyaallah. Kedua kebetulan tahun pertama 2020 nggak tercapai 965 ribu karena ada pandemi. Kita ada tugas dari Bappenas menaikkan jumlah rumah tangga yang menghuni rumah layak dari 56,65% pada tahun 2020 menjadi 70,00% pada tahun 2024," tandasnya.
(ara/ara)