Proyek 'Silicon Valley' RI Kok Belum Jalan, Ada Apa Nih?

Proyek 'Silicon Valley' RI Kok Belum Jalan, Ada Apa Nih?

Syahdan Alamsyah - detikFinance
Senin, 18 Okt 2021 15:55 WIB
Lokasi proyek Bukit Algoritma, Silicon Valley-nya Indonesia
Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom: Penampakan lokasi proyek Bukit Algoritma
Sukabumi -

Empat bulan berlalu sejak groundbreaking dilakukan pada 9 Juni 2021 lalu, belum terlihat adanya pekerjaan proyek Bukit Algoritma, Cikidang, Kabupaten Sukabumi. Pantauan detikcom, di lahan seluas 888 hektar tersebut belum terlihat adanya pekerjaan proyek apapun.

Padahal pada Juni lalu saat Groundbreaking, Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko kepada awak media mengatakan di sesi pertama nilai investasi pembangunan mencapai Rp 18 triliun.

Masih terlihat hamparan sawit dan bangunan tua Club House yang dijadikan titik sentral kawasan Bukit Algoritma yang digadang-gadang akan menjadi Silicon Valley-nya Indonesia tersebut. Tedy Tricahyono Chief Operating Officer Kiniku Bintang Raya KSO mengatakan progres Bukit Algoritma tidak jalan ditempat, ada tiga tahapan yang akan dilalui sampai ke tahap pembangunan secara fisik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau bicara pengembangan Bukit Algoritma kita bicara tiga hal. Pertama Investasi kedua tenant dan terakhir kontraktor atau pembangunan itu sendiri. Jadi tiga hal itu kita bangun bersamaan jadi progres di bukit algoritma berhubungan dengan tiga hal itu. Investasinya bagaimana, tenant bagaimana dan kontraktor atau konstruksi bagaimana," terang Tedy kepada detikcom, Minggu (17/10) kemarin di Cikidang Plantation Resort Sukabumi.

Tedy juga menjelaskan proses pembangunan sendiri sebenarnya sudah dilakukan pada Agustus kemarin meski baru pada Cut And Fill di beberapa titik.

ADVERTISEMENT

"Untuk konstruksi itu sendiri kita sudah selesai membuat masterplan. Sudah membuat trase jalannya lalu videografi 3D mapping kawasan ini, sehingga kita bisa tahu ketika kita mau bangun konstruksi sebesar apa pembangunannya. Bulan Agustus sudah kita mulai Cut And Fill di beberapa titik dan rencananya setelah masterplan jadi mulai tahun depan progres peningkatan kualitas jalan kawasan dan pengembangan terase jalan baru akan kita mulai," beber dia.

Bagaimana progres proyek calon Silicon Valley Indonesia ini? Langsung klik halaman berikutnya

Tedy juga membantah saat ditanya soal ketidaksiapan pembiayaan. Menurutnya pembiayaan sudah siap untuk fase pertama yang akan dilakukan selama 3 tahun ke depan. Menurutnya pengembangan kawasan diidentikkan dengan pembangunan konstruksi saja.

"Biaya ada tinggal action, fase pertama 3 tahun. Kalau orang melihat biasanya pengembangan kawasan di fokuskan di konstruksi saja, namun kita tidak lepas dari aktivitas atau progres dari tenant. Nah akses untuk mengundang tenant itu kifa sudah bicara dengan sejumlah industri, ada yang berhubungan dengan industri IT kita akan bicara membangun kawasan disini," ungkapnya.

"Ada yang berhubungan dengan agriculture, kira akan membuat agriculture innovation centre disini sekaligus juga melakukan beberapa demplot teknologi smart farming disini. Ada nature-nya disini ada beberapa area yang kawasan kelapa sawit nanti kita akan melakukan eksperimen teknologi pertanian khususnya untuk kelapa sawit, sehingga kita bisa membangun kawasan kelapa sawit yang produktivitasnya tinggi," papar dia.

Tedy menegaskan bahwa progres saat ini sesuai dengan tahap awal pembangunan Bukit Algoritma. Ia berdalih tidak semua progres disangkutpautkan dengan berdirinya gedung megah yang berkaitan dengan pekerjaan konstruksi.

"Jadi sesuai dengan rencana awal bahwa Bukit algoritma bukan tentang kawasan yang heavy building ada beberapa kawasan yang tetap hijau dan itu akan fokus di perkembangan agriculture," tuturnya.

Bagaimana dengan investor dan modalnya pembangunan? Klik lagi halaman berikutnya.

Tedy juga menjelaskan soal investor dan "modal" awal pembangunan bernilai Rp 18 triliun. Ia menjelaskan bahwa pembangunan pada tahap awal tidak akan sampai sebesar itu dan cukup dengan Rp 500 miliar.

"Investasi yang kita bangun itu kita rencanakan sesuai dengan publikasi awalnya Rp 18 triliun. Itu adalah fase pertama sampai 3 tahun ke depan, kebutuhan awalnya untuk kita konstruksi tidak sampai sebesar itu kita ada sekitar Rp 500 milyar komitmen partner untuk mulai pengembangan kawasan awal tapi kemudian berkembang dengan investasi yang lain dengan pihak lain. Nah investasi disini kita undang partner yang investasinya berhubungan dengan tanah pengembangan kawasan sendiri maupun investasi yang berhubungan dengan market. Ini menarik karena seperti kita bilang Bukit Algoritma berhubungan dengan sistem, termasuk ekosistem market teknologi, jadi partner investor yang berhubungan dengan market itu ada bebeapa yang sudah komitmen melakukan pembiayaan untuk bukit algoritma ini," papar Tedy.

Diberitakan sebelumnya, proyek Bukit Algoritma memasuki tahap Groundbreaking, Rencananya, proyek yang digadang-gadang sebagai Silicon Valley Indonesia itu digarap dalam 3 tahap.

Tahap pertama masa pembangunan tahun 2021-2024, tahap dua tahun 2024-2027, dan tahap tiga pada 2027-2031. Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko mengatakan di sesi pertama nilai investasi pembangunan mencapai Rp 18 triliun.

"Komitmen pertama itu Rp 18 tirilun, tapi sudah ada komitmen yang lain kemungkinan juga lebih yang jelas ada Rp 1,7 triliun khusus untuk riset sensor nelayan, sensor perikanan. Membangun teknologi perkapalan untuk 1, 5 juta nelayan di Indonesia tapi kita buat alat sensor ikan di sini Rp 1,7 triliun Itu diluar Rp 18 triliun tadi," kata Budiman di Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Rabu (9/6/2021)


Hide Ads