Harga yang jauh di atas itu juga ada. Gedung perkantoran di kawasan Cideng, Jakarta Pusat dijual seharga Rp 100 miliar. Namun, memang dari hotel sebelumnya luar bangunan dan tanahnya berbeda.
"Luas tanah: 1.600 m2, Luas bangunan 3.000 m2, bangunan 5 lantai + basement 1 lantai, sertifikat HGB, parkiran mobil sekitar 30 mobil, lebar jalan 4 mobil, bebas banjir, lokasi sangat strategi, harga Rp 100 miliar nego," kata penjual di deskripsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa penyebab pengusaha menjual aset hotel-gedung perkantorannya?
Perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho mengungkap penyebabnya karena kemungkinan pemiliknya sudah tidak sanggup lagi menanggung pengeluaran selama pandemi.
"Kemungkinannya sang owner dari tempat usaha tersebut sudah tidak sanggup lagi menanggung cash flow yang tekor selama masa pandemi karena biaya operasional yang terus berjalan, sementara pemasukan menjadi sangat kecil," katanya kepada detikcom, Kamis (21/10/2021).
"Hal ini tentu akan membuat cadangan modal perusahaan akan terus tergerus dan lama-kelamaan akan menjadi habis," tambahnya.
Menurutnya, sebenarnya selain menjual aset, ada alternatif lain yang bisa pengusaha gunakan. Yakni mencari pinjaman dana atau menggadaikan aset yang dimiliki sebagai suntikan dana untuk dana operasional.
"Namun mungkin ownernya punya pertimbangan lain semisal merasa sadar tidak memiliki kemampuan mencicil pengembalian dananya nanti ataupun pertimbangan lainnya, sehingga akhirnya memutuskan untuk menjual aset nya tersebut," tuturnya.
Lebih lanjut, jika aset besar di kala pandemi ini dijual apakah ada yang beli? Andy berpendapat bisa saja ada yang beli karena kala pandemi tidak semua pebisnis terdampak secara finansial.
"Apalagi semisal asetnya sedemikian bagus dan potensial namun dijual dengan harga di bawah harga pasar, maka bila calon pembeli melihat potensi yang bagus dari bisnis tersebut dan merasa masih akan tetap bisa bertahan modalnya sampai kondisi normal lagi, maka bisa jadi akan diambil penawaran yang diberikan," tutupnya.
(ara/ara)