Ini Bedanya Istana Negara Ibu Kota Baru dengan yang Lama

Ini Bedanya Istana Negara Ibu Kota Baru dengan yang Lama

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 21 Feb 2022 12:14 WIB
Perpindahan Ibu Kota Indonesia, Ini Tahapannya
Foto: Istana Negara di Ibu Kota Baru (Dok. Instagram Nyoman Nuarta)
Jakarta -

Desain dasar Kawasan Istana Negara di Ibu Kota Negara (IKN) baru sudah dirilis. Berdasarkan gambar yang telah tersebar, istana negara di IKN sangat berbeda dengan yang ada di Jakarta.

Desain yang dibuat oleh seniman pematung Nyoman Nuarta itu, terpampang gagahnya burung garuda yang menjadi lambang negara Indonesia. Sebagai perancang, Nyoman Nuarta menjelaskan beda istana negara yang sudah ada dan yang untuk di IKN.

"Begini istana kita itu bukan istana, dijadikan istana oleh kita tadinya rumahnya bos-bos belanda. Itu saya nggak mau itu lagi. Kita harus bangkit menjadi manusia Indonesia punya identitas sendiri, ini yang harus kita kejar," katanya dalam program Ask d'Boss detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menegaskan tidak ingin meniru bagaimana negara-negara lain membangun istana negara.

"Bagaimana bisa bangsa yang berdaulat kalau kita saja niru, rumah kita tiru, istana kita tiru. Sampai ada yang ngajarin saya kenapa nggak seperti di Washington DC, saya bilang 'eh kamu itu melayu, kamu itu punya walaupun jelek, tunjukkan diri kamu sendiri,'" lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Memilih lambang garuda sebagai objek yang kental di istana negara IKN menjadi alasan utama tidak meniru dan membuktikan Indonesia memiliki ciri khas sendiri. Dengan lambang garuda, menurut Nyoman telah mewakili ribuan suku di Indonesia.

"Bagaimana kita bisa membangun suatu identity dari masing-masing suku, masing-masing punya rumah khasnya, ada tekstilnya, ada ornamennya, makanannya dan sebagainya. Saya tidak mau desain istana itu menjadi hanya menampilkan sosok-sosok tertentu saja, kekhasan. Jadi harus merasa dimiliki seluruh bangsa," jelasnya.

Tentunya, lambang garuda yang digunakan oleh Indonesia tetap berbeda dengan negara lainnya. "Negara negara pakai lambang garuda itu banyak sekali. Ada Jerman, Amerika hampir banyak. Nanti coba aja browsing. Tetapi Garuda kita beda dong, itu loh," lanjutnya.

Lihat juga Video: Nyoman Nuarta: Menangkis Badai Kritik Desain Istana IKN

[Gambas:Video 20detik]



Tidak hanya konsep objek yang kental dengan lambang negara, Nyoman merancang agar kawasan IKN tetap menjadi kawasan yang asri. Apa lagi Kalimantan terkenal sebagai paru-paru dunia, jadi dia ingin konsepnya hutan yang mencaplok bangunan.

"Karena begini paru-paru dunia dikenal dunia itu Kalimantan. Kita harus kembalikan, bukan kota bangunan-bangunan mencaplok hutan, bukan. Malah dibalik, kalau saya, saya balik hutannya yang mencaplok bangunan seperti gurita," tuturnya.

Dengan tetap mempertahankan hutan dan asrinya wilayah Kalimantan di IKN, itu juga akan menghemat energi terutama penggunaan AC. Jadi, rencananya di samping-samping istana negara akan tetap banyak pepohonan.

"Kalau menurut saya namanya smart city itu kita bagaimana kita memanfaatkan alam. Ingat kita ini di khatulistiwa, panas. Kalau nyalain AC terus menerus mahal biayanya. Walaupun itu dari apa namanya solar sel. Tetap bagusnya bagaimana kita mendinginkan mengurangi CO2 itu dengan tanaman," jelasnya.

Selain itu, Nyoman telah merancang agar ada tambahan lahan 100 hektar untuk membangun botanical garden di depan istana negara. Ia juga meminta agar area sekitar istana negara tidak boleh dibangun bangunan lain, apalagi bangunan tinggi yang menghalangi view istana negara.

"Maksudnya begini bayangkan saudara-saudara saya dari Bali datang ke sana pengin lihat istana terapi istana ditutup tidak bisa lihat, kecewa kan? Datang saudara-saudara kita dari Aceh karena kebetulan ada tamu agung nggak boleh masuk ke istana. Kekecewaan ini yang seperti itu akan menjauhkan masyarakat," ungkapnya

"Istana ini haruslah milik masyarakat dan dirasakan oleh masyarakat, jangan dijauhkan rakyat," imbuhnya.


Hide Ads