Rutinitas ngopi dan nongkrong jadi favorit anak muda dewasa ini. Fenomena ini justru disebut-sebut banyak sebagai tren pemborosan.
Bahkan, hal ini pun dibilang menjadi biang kerok bagi anak-anak muda di masa sekarang kesulitan membeli rumah. Daripada ngopi, anak muda lebih banyak diarahkan untuk menabung dan melakukan investasi dengan begitu anak muda bisa mudah membeli rumah.
Topik seperti ini juga mulai ramai diperbincangkan di media sosial. Seperti di Twitter misalnya, perbincangan soal korelasi tren nongkrong dan ngopi dengan kemampuan membeli rumah menjadi buah bibir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akun Twitter @handokotjung misalnya yang sempat bicara soal hal ini. Dalam salah satu cuitannya, dia mengatakan ada anggapan anak muda terlalu banyak ngopi sehingga tak mampu membeli rumah.
Dia sampai membuat hitung-hitungan tanpa minum ngopi selama 5 tahun pun tetap saja belum tentu anak muda bisa membeli rumah.
"Anak muda kebanyakan ngopi Starbucks nih, makanya gak kebeli rumah," cuitnya dikutip detikcom, Kamis (31/3/2022).
Perbincangan soal korelasi ngopi dengan beli rumah pun menimbulkan beragam pertanyaan. Salah satunya, apabila tidak ikutan tren ngopi memangnya anak muda bisa hemat uang berapa banyak?
detikcom membuat simulasi kecil-kecilan soal hitungan-hitungan jajan kopi setiap hari. Dari penelusuran yang dilakukan, harga kopi di beberapa coffeeshop dan gerai ritel kopi besar berkisar di angka Rp 25-50 ribu.
Bila dihitung secara kasar, asalkan seorang anak muda tidak melakukan rutinitas nongkrong dan ngopi di coffeeshop setiap hari dalam setahun, maka bisa saja orang itu menghemat uang sebesar Rp 9,12 juta hingga Rp 18,25 juta per tahun.
Hitungan ini adalah hitungan kasar dan sederhana dengan simulasi harga secangkir kopi dikalikan 365 hari alias kisaran jumlah hari dalam satu tahun penuh. Asumsinya, seorang anak muda membeli satu cup kopi dalam sehari selama setahun penuh.
Simak Video "Video: Kopi Panas atau Dingin, Mana yang Lebih Sehat?"
[Gambas:Video 20detik]