Tipe rumah maisonet dinilai sebagai salah satu alternatif pembangunan rumah di lahan terbatas pada kota-kota besar di Indonesia, sekaligus bisa mendorong pengembangan budaya literasi kepada masyarakat.
BPS pada 2016 menyatakan terdapat 11.459.875 kondisi kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan rakyat atau backlog. Jumlah itu terus meningkat dari tahun ke tahun sementara ketersediaan lahan untuk hunian semakin sedikit.
Salah satu upaya pemerintah dalam mendukung penyediaan perumahan yaitu dengan program subsidi pengelolaan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Telah banyak hunian vertikal berbentuk rumah susun (flat) dibangun dengan dukungan program ini, dan penyediaan dengan bentuk rumah maisonet akan menjadi alternatif yang menarik bagi masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Model tipologi hunian maisonet muncul sebagai solusi pemenuhan kebutuhan hunian di kawasan perkotaan yang terhambat keterbatasan lahan sehingga berakibat pada ketersediaan dan harga hunian yang relatif tinggi. Model tipologi ini dapat meningkatkan kepadatan bangunan dan penghuni sehingga pemanfaatan lahan menjadi lebih efisien," jelas Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Diana Kusumastuti, dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/3/2022).
Untuk mensosialisasikan rumah maisonet, Kementerian PUPR melalui Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan Direktorat Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan bedah buku dengan judul 'Rumah Maisonet : Hunian pada Lahan Kecil'
"Buku ini sangat bermanfaat khususnya untuk penyelenggara pembangunan infrastruktur, dan sebagai informasi terkait penyediaan hunian pada lahan terbatas bagi seluruh stakeholders pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan, antara lain bagi para perencana, praktisi, akademisi, dan masyarakat" kata Diana.