Pantas Sri Mulyani Bilang Beli Rumah Makin Sulit, Gaji UMR Perlu Nyicil 40 Tahun

Pantas Sri Mulyani Bilang Beli Rumah Makin Sulit, Gaji UMR Perlu Nyicil 40 Tahun

Ilyas Fadilah - detikFinance
Selasa, 26 Jul 2022 06:30 WIB
KPR
Foto: Tim Infografis: Luthfy Syahban
Jakarta -

Naiknya suku bunga acuan berdampak kepada banyak hal, termasuk sektor perumahan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sempat menyatakan, masyarakat Indonesia akan kesulitan membeli rumah.

Terkait dengan kondisi ini, lantas bisakah milenial bergaji UMR memiliki rumah?

Perencana keuangan dari Finansial Consulting Eko Endarto berpendapat, millennial bergaji UMR bisa-bisa saja memiliki rumah. Namun, bila memilih skema tunai maka hal itu sulit dilakukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pastinya kalau dipertimbangkan dengan beli tunai ya pastinya berat sih ya," kata Eko saat dihubungi detikcom, Senin (25/7/2022).

Oleh karena itu, Eko menyarankan milenial untuk memilih skema kredit, bisa secara syariah maupun konvensional. Dia juga menyarankan kredit rumah dengan jangka waktu panjang antara 30 tahun atau 40 tahun.

ADVERTISEMENT

Namun masalahnya, banyak masyarakat mengkhawatirkan biaya bunga yang besar. Alhasil mereka memendekkan jangka waktu KPR dan rela memilih rumah yang kurang bagus.

"Cuman kan banyak yang mikir nanti kredit bunganya besar, sehingga dipendek-pendekin waktunya. Akhirnya beli rumah yang harganya nggak terlalu tinggi, tapi nanti jadi kurang kepake," jelasnya.

Meski begitu, masyarakat bergaji UMR juga berpeluang memiliki hunian di sekitar DKI Jakarta. Hitung-hitungannya adalah sebagai berikut.

Misalnya, seseorang memiliki gaji di kisaran Rp 5 juta. Ia wajib menyisihkan uang minimal 30% dari gajinya, atau Rp 1.5 juta untuk mencicil rumah. Dengan perhitungan itu, dalam waktu 30 tahun masyarakat bisa memiliki rumah seharga Rp 540 juta.

"Kalau 30% bisa sekitar Rp 1,5 juta per bulan, dia cicil untuk 3 tahun atau 36 bulan, berarti dia bisa punya rumah antara 540 juta," ujarnya.

Hanya saja sulit menemukan rumah di tengah kota Jakarta dengan harga tersebut. Opsinya adalah apartemen, atau menggeser pilihan ke pinggiran Jakarta seperti Bekasi, Pamulang, dan lainnya.

"Agak dipinggirin lah pilihannya. Kalau di tengah-tengah Jakarta sulit, kecuali dia beli apartemen. Jadi mungkin bisa di Bekasi, Pamulang. Tapi ya itu tadi, dengan waktu 30 tahun," jelasnya.

Dibandingkan opsi sewa rumah, skema kredit rumah lebih direkomendasikan Eko. Menurutnya, meskipun ada biaya kredit yang dibayarkan, setidaknya milenial bisa memiliki aset berbentuk.

"Kalau ngontrak dulu terus kumpulkan uangnya, saya nggak yakin beli rumah juga. Karena harga rumah juga lebih tinggi, naik terus," pungkasnya.




(das/das)

Hide Ads