Sejak 2020 Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menjalankan Program Food Estate atau lumbung pangan sebagai langkah mewujudkan ketahanan pangan nasional. Yang terbaru merupakan food estate mangga di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Sebelumnya, program ini telah dijalankan di beberapa wilayah di Indonesia beberapa, yaitu Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Selatan, Humbang Hasundutan (Humbahas) Sumatera Utara, dan Jawa.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo pada April lalu mengklaim Program Food Estate di tiga lokasi yakni Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Sumatera Utara 100% berhasil.
Berikut detikcom merangkum Food Estate Jokowi. Pertama, Food Estate yang berada di Kalimantan Tengah. Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Kementan menangani 30.000 hektar tanah, dan ia meyakini panen pangan di sana berhasil. Meskipun ada sekitar 200 hektar lahan pertanian gagal.
"Dari 30 yang gagal tidak lebih dari 200 hektar. Gagal 200 hektar sampai 300 hektar ini biasa kalau di dalam tanah 30.000 hektar. Gagal 1.000 pun wajar," jelasnya.
"Kami merasa tidak gagal karena produktivitasnya yang biasanya dilaporkan 2,6 sampai 3,2 ton hasil pertanian. Sekarang di atas 4 ton per hektar," lanjutnya.
Secara total, lahan pertanian program food estate di Kalimantan Tengah ditargetkan 60.000 hektare (ha) sampai 2024. Saat ini baru masuk 30.000 ha, nanti masuk bertahap 22.0000 ha.
Kedua, food estate di Humbang Hasundutan (Humbahas). Pemerintah baru menyediakan 215 ha tanah pertanian, dari 1.000 yang dijanjikan. Syahrul mengakui ada permasalahan lahan di sana.
"Karena lahan yang tersedia terjadi tarik-menarik antara tanah adat dan penduduk setempat. Jadi bukan karena kita. Jadi 215 berhasil secara total, ada bawang putih dan kentang," jelasnya.
Jadi sisanya sekitar lebih dari 700 ha lagi disebut masih menunggu klarifikasi. Nantinya ada food estate di Wonosobo dan Temanggung 300 ha.
Masih ada food estate Jokowi lainnya. Cek halaman berikutnya.
(ara/ara)