Dikutip dari siaran pers Pertamina, Kamis (8/11/2012), pemanfaatan gas dari area ini memberikan potensi efisiensi biaya bahan bakar minyak untuk pembangkit listrik mencapai Rp 21,4 triliun dalam 12 tahun.
Potensi penghematan tersebut didapatkan dari selisih biaya penggunaan HSD dan Gas Bumi sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Berdasarkan kalkulasi perbandingan nilai kalori, Gas Bumi memiliki keunggulan 26,31 kali lebih tinggi dibandingkan dengan HSD. Nilai kalori HSD per liter sebesar 9.100 Kcal sedangkan gas bumi bisa mencapai lebih dari 239 ribu Kcal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CPP yang sedang dalam tahap pembangunan ini rencananya akan menjadi fasilitas pemrosesan gas dari struktur Kedungtuban, Randublatung, dan Kedunglusi di Area Gundih Kabupaten Blora dengan kapasitas proses 70 MMSCFD.
Selanjutnya, gas nett paska pemrosesan sebesar 50 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD) akan dialirkan ke PLTGU Tambak Lorok dengan masa kontrak 12 tahun. Gas tersebut akan dialirkan melalui pipa oleh PT Sumber Petrindo Perkasa selaku buyer.
Proyek Pengembangan Gas Jawa berawal dari penemuan cadangan gas pada struktur Kedungtuban, Randublatung, dan Kedunglusi di Blora, Jawa Tengah. Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan, memproses, dan memproduksikan gas di area Gundih sesuai dengan keekonomian lapangan, agar siap dijual ke konsumen dengan volume 50 MMSCFD dengan jadwal onstream pada tahun 2013.
(ang/dru)