Para peternak justru tidak menikmati kenaikan harga ayam di pasar, karena harga di tingkat peternak stabil atau tetap. Bahkan sudah setahun lebih para peternak rugi karena harga jual ayam dari peternak lebih rendah dari biaya pemeliharaannya.
"Pedagang ayam mau tiru-tiru pedagang sapi. Masalahnya beda, stok ayam cukup. Ini hanya trik mereka (pedagang) yang selalu mau untung besar, menekan harga ayam hidup di bawah HPP (Harga Pokok Produksi) Peternak yang sudah rugi lebih dari setahun," kata Ketua FMPI, Don P Utoyo, melalui pesan singkat kepada detikFinance di Jakarta, Minggu (16/8/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Operasi pasar yang digelar oleh produsen ayam, diusir-usir oleh pedagang. Kasihan konsumen ayam," ucapnya.
Dua minggu setelah Lebaran, harga daging ayam di pasar-pasar tradisional di Jakarta justru terus naik. Pada akhir Juli 2015, pantauan di Pasar Rawasari, Jakarta Pusat, harga daging ayam dengan berat 1,3 kg adalah Rp 40.000/ekor. Naik dari sebelumnya Rp 35.000/ekor.
(hen/hen)