Bursa calon Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) diramaikan sejumlah pengusaha. Salah satunya adalah Rosan Perkasa Roeslani.
Pria kelahiran Jakarta 46 tahun silam ini merupakan Chairman Grup Recapital, perusahaan yang bergerak di sektor investasi dengan lini bisnis yang cukup luas. Rosan sebenarnya bukan wajah baru di Kadin, karena selama ini dia menjabat Wakil Ketua umum Kadin bidang Perbankan dan Finansial.
"Beliau seorang organisatoris. Beliau terpanggil memimpin dan membangun Kadin, serta membawa generasi muda di dunia usaha untuk memimpin Kadin ke depan," ujar Erwin Aksa, Ketua Tim Sukses Rosan Roeslani, kepada detikFinance, Jumat (13/11/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beliau sudah cukup matang dan mengelola usahanya dari nol," tambah Erwin.
Seperti dikutip dari situs rosanproeslani.com, seusai meraih gelar di bidang Administrasi Bisnis dari Amerika Serikat, Rosan kembali ke Tanah Air pada 1993. Dia kemudian sempat menjadi pekerja di bidang perbankan sebelum melanjutkan pendidikan S-2.
Studi dilanjutkan ke Antwerpen European University di Belgia. Gelar MBA untuk bidang International Business Management sukses diraih Rosan dengan predikat Cum Laude. Pada 1996 dia kembali ke Indonesia.
Bersama dua sahabatnya, Sandiaga Uno dan Elvin Ramli, Rosan mulai merintis usaha sebagai penasihat keuangan (finansial advisors). Perusahaan yang dirintis sejak 1996 itu akhirnya resmi berdiri pada 1997 dengan nama PT Republik Indonesia Funding, yang lebih dikenal sebagai Finance Indonesia.
Segmen wirausaha yang sempat dicibir sejumlah orang itu akhirnya membuahkan hasil manis. Krisis ekonomi yang menerpa Indonesia sejak akhir '97 menuntut perusahaan-perusahaan nasional untuk mencari orang-orang yang mampu menyehatkan kembali perusahaan dan bisnis yang dikelola. Krisis pun berubah menjadi berkah bagi Rosan cs. Berawal dari kantor kecil seluas 70-an meter persegi di Gedung Tifa, Setiabudi, Jakarta, Finance Indonesia mulai mencuri perhatian para pemilik modal besar.
Meski demikian, berkah tidak datang begitu saja tanpa kerja keras. Perlu waktu lima tahun, kata Rosan, untuk benar-benar menyiapkan fundasi yang tepat bagi perusahaannya. Pada tahun 2002, Indonesia Finance berganti nama menjadi Recapital. Dari sebuah perusahaan penasehat keuangan kecil, Recapital menjadi perusahaan besar, terkemuka, dan kompeten dalam hal kerja sama strategis, manajemen aset keuangan dan investor.
Ide inilah yang mencetuskan gagasan untuk memperluas lini bisnis. Dengan finansial dan perbankan sebagai leading sector, bisnis Recapital semakin menggurita dengan memasuki sektor-sektor lain di bidang industri. Pertambangan, infrastruktur, properti, hingga media dan komunikasi menjadi sektor yang dirambah.