"Sesuai RPJM, APBN untuk SPAM 2015-2019 Rp 33,9 T di Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk bangunan produksi dan distribusi, Rp 18, 2 triliun di Direktorat Jenderak Sumber Daya Air (untuk air baku),” kata Direktur Pengembangan Air Minum, Mochammad Natsir kepada detikFinance, Jumat (11/3/2016).
Pada tahun 2015, pemerintah telah menyelesaikan pembangunan bidang air minum meliputi 4 SPAM Regional yaitu SPAM yang dibangun untuk mengatasi keterbatasan air baku di beberapa kabupaten atau kota, 621 SPAM MBR untuk masyarakat berpenghasilan rendah, 229 SPAM Kawasan Khusus seperti daerah perbatasan, pulau kecil terluar, nelayan, destinasi wisata unggulan, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan 120 Penyehatan PDAM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Semua sudah terbangun dan berfungsi kecuali SPAM Pasigala karena jaringan air bakunya akan diselesaikan tahun ini,” lanjut Natsir.
Sementara itu Natsir menambahkan untuk SPAM di kawasan khusus yang dimaksud adalah khusus dari aspek kawasan, pembiayaan, maupun teknologi.
Sari segi kawasan yang termasuk kawasan khusus yaitu, daerah perbatasan, pulau kecil terluar, nelayan, destinasi wisata unggulan, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Dari segi pembiayaan bisa melalui Kerja Sama Pemerintah Melalui Badan Usaha, pinjaman perbankan, Corporate Social Responsibility (CSR), atau kemitraan lain.
Sedangkan dari aspek teknologi yaitu penyulingan air laut (Sea Water Revers Osmotion/SWRO), pengolahan air gambut dan Ultra Filtration.
Pemerintah menargetkan tahun 2016 dapat membangun SPAM untuk 916.980 Saluran Rumah (SR) dan 78,8% kebutuhan akan air minum.
(ang/ang)