Rencana Garuda Terbang ke AS via Jepang Masih Terganjal Izin

Rencana Garuda Terbang ke AS via Jepang Masih Terganjal Izin

Yulida Medistiara - detikFinance
Kamis, 08 Des 2016 20:20 WIB
Foto: Yulida Medistiara
Jakarta -

PT Garuda Indonesia Tbk (GIIA) berencana terbang kembali ke Amerika Serikat (AS) yang ditargetkan pada tahun 2017. Penerbangan tersebut nantinya akan transit terlebih dahulu di Jepang.

Namun, saat ini rencana tersebut masih menunggu izin Fifth Freedom Traffic Flight atau izin angkut kelima dari Jepang. Izin tersebut merupakan hak untuk mengangkut penumpang dari negara asing ke negara asing.

"Kita masih melakukan pendekatan dengan pemerintah Jepang karena kita membutuhkan izin traffic flight dari Jepang, itu yang harus kita selesaikan," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia, M Arif Wibowo, di Gallery Garuda Indonesia, Senayan City, Jakarta Pusat, Kamis (8/12/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini Garuda Indonesia sedang melakukan negosiasi kepada pemerintah Jepang agar mendapatkan izin tersebut. Ia berharap agar Garuda dapat mengoperasikan selama 7 hari dalam seminggu.

"Nggak kita kan traffic right hak angkut kelima itu memberikan kita kebebasan untuk mengangkut penumpang dari Jepang ke AS dan sebaliknya. Kita hanya punya hak angkut 2 kali seminggu jadi kita perlu sampai 3 kali seminggu kalau bisa 7 kali semingu lebih baik," imbuhnya.

Sedangkan izin terbang ke AS menurut Arif tidak masalah. Saat ini jajarannya sedang berupaya melengkapi proses persyaratan yang harus dipenuhi GIIA ke otoritas AS.

"Nggak ada masalah karena kita sudah ada traffic flight kita lagi kirim tim operasional di sana untuk menyampaikan beberapa requirement atau pemenuhan-pemenuhan yang perlu kita penuhi," imbuhnya.

Awalnya maskapai yang baru saja mendapatkan penghargaan sebagai The World Most Loved Airline ini menargetkan operasi penerbangan ke AS pada Juni 2017. Namun, dengan belum ada sinyal dari Jepang terkait izin tersebut membuat perseroan terus mengejar dengan bantuan pemerintah melalui Kementerian Perhubungan dan Kementerian Luar Negeri untuk melobby Jepang.

"Sudah mepet sih karena tergantung traffic flight dari Jepang. Kita lagi kejar sih. Sekarang kita lagi berusaha dengan Kemenhub dan Kementerian Luar Negeri juga negosiasi," imbuhnya.

(ang/ang)

Hide Ads