Konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,95%, padahal lini ini memberikan kontribusi paling besar untuk ekonomi nasional. Pada kuartal II-2017 kontribusinya mencapai 55,61%.
"Orang menunda konsumsi waktu Lebaran kemarin," kata Ekonom dari PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede, kepada detikFinance, Senin (5/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dugaan saya memang seperti itu dari awal, porsi pendapatan yang dialokasikan ke tabungan meningkat sejak akhir tahun lalu sampai Juni tahun ini. Di sisi lain, porsi buat konsumsi justru menurun," jelasnya.
Berdasarkan data, pada kuartal II-2016, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,07%. Selanjutnya kuartal III-2016 capai 5,01%, kuartal IV-2016 capai 4,99% dan kuartal I-2017 tumbuh 4,94%.
"Bakal stagnan kalau tidak ada stimulus dari sisi fiskalnya. Menurut saya kondisi saat ini kebijakan fiskal yang lebih efektif memicu lagi konsumsi masyarakat khususnya masyarakat berpenghasilan rendah," terang Josua
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto, meyakini dengan realisasi tersebut, konsumsi rumah tangga masih kuat.
"Konsumsi rumah tangga tumbuh signifikan, triwulan II ini tumbuh 4,95%, ini membuktikan bahwa daya beli masyarakat masih kuat, kalau ada yang bilang turun tidak, ini membuktikan masih kuat," kata Suhariyanto. (mkj/hns)