Kelapa dari Flores Rupanya Laris Manis di AS dan Eropa

Kelapa dari Flores Rupanya Laris Manis di AS dan Eropa

Muhammad Idris - detikFinance
Selasa, 29 Agu 2017 09:42 WIB
Foto: Muhammad Idris
Jakarta - Tak hanya kaya budaya, Indonesia sebenarnya memiliki keanekaragaman pangan lokal. Namun sayangnya, 'harta karun' tersebut belum bisa dimanfaatkan maksimal untuk peningkatan ekonomi masyarakat, khususnya di pedesaan. Padahal, pangan-pangan lokal tersebut punya banyak peminat di pasaran luar negeri.

CEO Javara, Helianti Hilman, mengungkapkan produk pangan lokal yang saat ini cukup diminati pasar dunia yakni produk berbasis kelapa. Di perusahaannya, produk keripik diproses dari para petani yang ada di Pulau Flores.

"Kalau makanan yang trending sangat kuat adalah coconut based product, jadi produk-produk yang berbasis kelapa, kalau di kita ada gula kelapa, biskuit kelapa, minyak kelapa, selai kelapa, kemudian ada keripik kelapa. Untuk coconut based saja ada 37 produk yang sudah kita kembangkan dan bersertifikasi organik," jelas Helianti kepada detikFinance, Senin (28/8/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk produk terlaris yakni keripik kelapa dengan berbagai rasa di pasar ritel di dalam negeri dihargai Rp 85.000 per pieces dengan berat 400 gram. Produk lainnya seperti gula kelapa organik Rp 35.000 untuk kemasan 250 gram, dan coconut oil Rp 60.000 untuk kemasan 275 gram.

Selain kelapa, produk pangan lokal lain yang pasarnya selalu terserap yakni rempah-rempah. Kondisi geografis, membuat cita rasa rempah Indonesia berbeda dengan produksi dengan negara lain di dunia. Di Javara sendiri, setidaknya ada satu pengiriman dua kontainer chip kelapa dari Flores langsung setiap bulannya ke AS dan Eropa.

"Kemudian produk rempah-rempah, Indonesia dulu dijajah juga karena rempah-rempah. Walaupun rempah-rempah ini diproduksi di negara lain, tapi yg namanya produk pertanian atau produk alam, enggak bisa dilepaskan dari ekologinya, jadi misalnya lada Vietnam beda dengan rasanya lada yang ditanam di Bangka dan Lampung yang lebih enak," ujar Helianti.


Produk pangan lokal lain, sambungnya, juga sangat digemari di pasar luar negeri. Apalagi jika produk pangan tersebut punya nilai budaya di dalamnya, seperti budidayanya yang mengikuti kearifan lokal.

"Banyak produk yang kita jual kita tekankan karakteristik originalnya, misalnya garam Bali, ada kemiri Flores, ada ikan gabus dari Kalimantan, kita tekankan itu, terutama origin yang sangat pengaruh ke kualitas, karena di tempat lain akan beda rasanya," pungkas Helianti. (idr/ang)

Hide Ads